SIAK (RIAUPOS.CO) - Baju, celana, telepon genggam dan sebuah sepeda motor diperlihatkan tim Mapolres Siak bersama tersangka M Sidik (19) yang menculik dan membunuh bocah 5 tahun berinisial A, Kamis (3/1). Barang-barang tersebut merupakan barang bukti temuan mayat di Perawang Barat, Jumat (28/12).
Korban yang merupakan sepupu tersangka, ternyata saat dikubur di sekitar pipa minyak CPI masih bernyawa. Meskipun tersangka sudah sempat memeluk korban dan berupaya membangunkan dengan menggoyang badan korban berkali-kali guna memastikan sudah tidak bernyawa.
Tersangka ketika ditanya Riau Pos mengaku tidak memiliki niat untuk membunuh sepupunya tersebut. Karena ia hanya berniat menculik dengan harapan dibayar tebusan senilai Rp300 juta sesuai permintaan kepada pamannya melalui pesan singkat.
‘’Orang tua saya adek orang tua korban. Saya sangat menyesal, saya bertobat. Dengan dia (korban, red) sepupu saya memang tak dekat. Saya lihat dia main di rumah nenek, maka terpikir untuk culik dia dengan mengajak beli eskrim dan keliling-kelilling (mencari tempat aman untuk culik, red),” papar tersangka dalam ekspos yang digelar Mapolres Siak kemarin.
Meskipun tak dekat, ia mengaku berniat menculik sepupunya karena sakit hati dengan paman korban bernama Asril yang juga keluarganya. Hal ini terpikir setelah sang paman hanya memberi uang senilai Rp5 juta buat modal nikah. Sementara keluarga lain dibantu rumah dan mobil misalnya.
“Saya takut karena di rumahnya (Asril) ada yang jaga dan banyak CCTv. Makanya keponakan kesayangannya yang saya culik,” sambungnya.
Selama ditahan sejak 29 Desember hingga kini, tersangka mengaku belum ada dijenguk calon istri dan keluarga. Ia berencana melangsungkan pernikahan pada 25 Januari ini dan sudah melamar dan sampai menyerahkan hantaran senilai Rp10 juta.
Ia mengaku bekerja sebagai buruh pada subkontraktor sebuah perusahaan di Perawang. Sebagai remaja tamatan SMP, ia juga pernah disekolahkan pamannya di sebuah pesantren di Pekanbaru.
‘’Tidak sampai tamat, saya tamatan SMP. Waktu itu berhenti karena dipukul orang,” akunya.
Dijelaskan tersangka, ia mengajak sepupunya beli eskrim setelah terpikir untuk menculik dan berniat minta tebusan. Kemudian setelah beli eskrim lalu berkeliling terlebih dahulu mencari tempat aman untuk menculik. Karena sudah gelap, kemudian diletakkan di bawah sebuah pohon sekitar rumah nenek korban.
‘’Dia (korban) diam aja, saya cari tali, karena tidak jumpa saya ikat pakai bajunya, pas diikat dia diam aja, pas mau ditinggalkan baru nangis, makanya saya cekik. Saya ikat kaki dan tangan,” ceritanya mengenang aksi yang dilakukan.
Setelah SMS meminta uang, jelas tersangka, ia melihat sepupunya sudah tidak bergerak. Kemudian dipanggil-panggil dan dipeluk. Karena mengira sudah tidak bernyawa ia panik dan muncul ide untuk mencari tempat menguburkan.
‘’Pelaku mengaku sudah mengubur penuh, malam itu hujan deras makanya jadi kelihatan separuh tubuh korban. Berdasarkan bukti otopsi, diketahui ada benda asing di paru-paru korban. Jadi saat dikubur korban masih hidup, atau masih bernyawa, saat dicekik masih ada nyawa,” papar Wakapolres Siak Kompol Abdullah Hariri dalam ekspos.
Ekspos yang digelar Mapolres Siak kemarin pagi didampingi Kasatreskrim Polres Siak AKP Faisal Ramzani dan jajarannya di halaman Mapolres Siak.
Dalam penjelasannya perihal penculikan anak dibawah umur di Perawang Barat, Kecamatan Tualang tersebut korban berinisial A berhasil terungkap karena tersangka tidak ada niat sama sekali kabur dari Perawang.(egp)