Komunitas ini didirikan oleh Muhammad De Putra yang merupakan siswa SMAN 1 Pekanbaru beserta teman-temannya yaitu Kunni Masrohanti, Bambang Kariyawan dan DM Ningsih pada tanggal 11 Juli 2018. Lahirnya komunitas ini dilatarbelakangi oleh minimnya minat remaja akan literasi. Muhammad De Putra berpendapat, di era ini semakin banyak orang yang menganggap bahwa literasi hanyalah sekadar membaca buku dan membosankan. “Padahal jika ditelusuri lagi, literasi itu sama sekali tidak membosankan. Malah akan sangat asyik dan menjadi menyenangkan, bila kita kreasikan. Salah satunya, dengan berliterasi melalui media. Karena kita tahu saat ini media begitu digemari anak muda. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa literasi mencerdaskan bangsa. Nah, dari literasi yang cerdas maka kita bisa memajukan bangsa ini,” lugas De Putra selaku ketua.
Komunitas yang baru berdiri sekitar delapan bulan ini memiliki tiga bidang divisi. Yaitu Divisi Ekspresi Literasi yang diketuai oleh Putri Marsya, Divisi Menulis Karya Ilmiah yang diketuai oleh Qonitah Rifda, Divisi Menulis Kreatif yang diketuai oleh Dang Mawar bersama sekretaris bernama Ahna Shofy dan bendahara bernama Ratu Carissa, serta Muhammad De Putra sebagai ketuanya. “Namun, untuk sekarang ini kami masih belum memiliki base camp. Kami masih menggunakan Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau sebagai pusat tempat pertemuan rutin kami. Tentunya dengan izin pihak berwenang,” tutur De Putra.
Beranggotakan belasan remaja Riau yang mumpuni di bidang literasi, Forum Literasi Remaja Riau telah meraih banyak prestasi. Salah satunya yang cukup membanggakan, FLR Riau sukses meluncurkan buku Antologi ‘Kami Elegi Riau yang Ditinggal Pergi’ yang memuat kumpulan syair, puisi hingga cerpen. Peluncuran buku tersebut dilaksanakan di Anjungan Seni Idrus Tintin, Purna MTQ Pekanbaru pada Malam Puncak Hari Puisi Indonesia 2018, agustus lalu. Selain itu, FLR Riau juga seringkali diundang ke berbagai acara formal maupun non formal. Yang diakui Muhammad De Putra kian memacu peningkatan minat literasi yang bukan hanya di sekolah-sekolah saja tetapi, juga bagi berbagai institusi dan organisasi remaja lainnya di lingkungan luar sekolah.
Berkat prestasinya yang juga didukung penuh oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau, FLR Riau pun kini diapresiasi banyak pihak. Tanggapan yang didapat sangat baik, terlebih dari remaja daerah. De Putra sendiri mengatakan, sudah sangat banyak remaja yang menanyakan tentang open recruitment kepada pengurus FLR. “Tentunya kami sangat bersyukur dengan antusiasme mereka. Maka dari itu, kini kami tengah merencanakan untuk membuka Open Recruitment. Untuk Anak muda yang giat di literasi, memiliki tekad kuat dan siap membantu meningkatkan literasi daerah hingga nusantara,” ungkap De Putra bersemangat.
FLR berharap, ditengah eksistensi literasi yang mereka bangun, dapat meningkatkan rasa sosial yang tinggi di kalangan remaja. Lewat Forum Literasi Remaja Riau, remaja bisa bebas berekspresi dalam berliterasi. Lewat komunitas ini Muhammad De Putra juga ingin membuat remaja sekitarnya menjadi lebih kritis, berkompeten dan berdaya saing tinggi di bidang keliterasian Indonesia. “Semoga komunitas serupa bisa berdiri juga di seluruh kabupaten atau kota yang ada di Riau. Bahkan, sampai provinsi lainnya yang ada di seluruh Indonesia. Supaya literasi mampu merawat peradaban sampai ke pelosok Indonesia,” harap De Putra di akhir.(azr)