Foto Satelit Kremasi Masal Korban Corona

Kick Out Hoax | Selasa, 25 Februari 2020 - 10:25 WIB

Foto Satelit Kremasi Masal Korban Corona

(RIAUPOS.CO) -- Kabar palsu yang berkaitan dengan virus corona seolah tidak ada habisnya. Baru-baru ini beredar gambar yang diklaim sebagai foto satelit bahwa tingkat sulfur dioksida di sekitar Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, tinggi. Foto itu kemudian dinarasikan sebagai dampak dari kremasi masal korban virus corona.

Foto peta geografis dengan tanda kuning dikelilingi warna merah itu diunggah akun Instagram @conspiraciestheory. Tulisan di foto itu menuduh Cina berbohong tentang angka penderita yang terinfeksi.


"Sulfur dioksida (SO2) adalah sebuah gas yang dilepaskan ketika bahan organik, seperti tubuh manusia, dibakar. Hal ini bisa menjadi pertanda terdapat kremasi massal korban dari coronavirus di sana dan mengindikasikan ada lebih dari 50.000 korban jiwa yang dibakar, jauh lebih tinggi seperti yang dilaporkan, yakni 1.350 korban jiwa." Demikian informasi yang menempel pada gambar.

Postingan itu lumayan menyedot perhatian para pengguna Instagram. Hingga tanggal 21 Februari, foto tersebut telah dilihat 60.917 netizen dan dikomentari 1.199 pengguna Instagram.

Setelah ditelusuri, foto tersebut merupakan gambar tangkapan layar dari situs prakiraan cuaca Windy. Situs itu bisa menampilkan perkembangan cuaca, kondisi suhu, maupun kualitas udara di bumi setiap hari. Yang diunggah akun @conspiraciestheory adalah tangkapan layar pada Sabtu, 8 Februari 2020.

Situs Fullfact telah membahas informasi keliru itu pada 13 Februari 2020. Fullfact memastikan bahwa gambar yang dimaksud bukan foto satelit. Juga, tidak menunjukkan data nyata terkait tingkat sulfur dioksida saat ini. National Aeronautics and Space Administration (NASA) bahkan telah memberikan konfirmasi kepada Fullfact bahwa gambar tersebut hanya perkiraan berdasar pola cuaca dan informasi historis tentang emisi SO2. Gambar itu pun tidak menunjukkan data satelit secara real time.

Portal berita Euronews juga memberikan keterangan bahwa gambar tersebut tidak bisa diklaim sebagai dampak dari aktivitas kremasi maupun pembakaran mayat manusia di Wuhan. Penjelasan itu diperkuat konfirmasi langsung dari Kementerian Ekologi dan Lingkungan Cina. "Setelah dikonfirmasi dengan cermat, kami menemukan bahwa kenaikan SO2 yang diterbitkan windy.com adalah ’distorsi’ serius dan statistiknya tidak dapat dipercaya." Begitulah kutipan langsung dari pemerintah Tiongkok yang dimuat di Euronews.

Jawa Pos pun membuka situs Windy. Ada kursor yang bisa dipindah untuk memilih gambaran cuaca di wilayah geografis yang diinginkan di seluruh dunia. Situs itu juga dilengkapi beberapa fitur yang bisa dipilih untuk menunjukkan kondisi yang diinginkan. Misalnya, kondisi suhu udara yang mencapai 9 derajat celsius tadi malam.

F A K T A

Foto yang disebar akun Instagram @conspiraciestheory merupakan tangkapan layar situs prakiraan cuaca Windy, bukan foto satelit. Warna merah dan kuning di dalam foto tersebut juga tidak terkait virus corona.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook