Pelaksanaan Vaksin MR Sulit Capai Target

Kesehatan | Senin, 27 Agustus 2018 - 17:30 WIB

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Vaksin MR bagi bayi usia 6 bulan hingga anak usia 15 di Kepulauan Meranti sulit dilaksanakan sesuai target. Pasalnya warga sudah menganggap vaksin yang mengandung babi tersebut haram, sehingga enggan anggota keluarganya diberi vaksin.

Baca Juga :MV Dumai Line 3-Dumai Express 12 Bertabrakan

Seperti diungkapkan Ahmad (35) warga Selatpanjang kepada Riau Pos akhir pekan lalu. Menurutnya bagi umat Muslim, vaksin yang mengandung babi tersebut sangat jelas haram. Sehingga tidak mungkin untuk melakukan vaksin meskipun MUI membolehkan karena darurat.

“Kondisinya saat ini apakah benar-benar darurat? Sehingga tidak bisa ditunda dan dilakukan vaksin? Bagi saya hal ini bukan hal darurat dan masih ada waktu bagi pemerintah untuk membuat vaksin yang halal kalau mau mengupayakannya,” ungkap Ahmad yang memiliki tiga anak dibawah usia 15 tahun tersebut.

Ditemui terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan’ Kepulauan Meranti, Asrul Meldi mengakui jika banyak warga yang akhirnya keberatan setelah mengetahui vaksin tersebut mengandung babi. Sehingga sangat sulit mewujudkan target 95 persen bagi 50 ribuan anak-anak di Kepulauan Meranti.

“Memang masyarakat menjadi enggan untuk melakukan vaksin. Sehingga target 95 persen sukses vaksin juga sulit diwujudkan. Namun karena MUI juga membolehkannya vaksin, tentu masih banyak juga yang mau melakukannya. Tetapi target 95 persen memang sulit diwujudkan,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Meranti dr Roswita, meminta peran serta aktif dari UPT puskesmas berkerjasama dengan camat serta kepala sekolah untuk mensosialisasikan program vaksin MR tersebut. Sehingga target vaksinasi 95 Persen atau 51 ribu masyarakat Kepulauan Meranti dapat diwujudkan.

“Untuk mencapai taget 95 persen bukan hal mudah karena bagi kebanyakan orang berhadapan dengan jarum suntik mungkin takut disinilah dibutuhkan peran aktif camat, kepala puskesmas, kepala sekolah dan pihak terkait lainnya untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi,” ucap dr Roswita beberapa waktu lalu.(luk)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook