JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden Joko Widodo sempat diharapkan supaya gemuk oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tifatul Sembiring dalam doanya. Hal itu menimbulkan kontroversi dari warganet di media sosial.
Lantas, dari sisi kesehatan, sebetulnya bagaimana seseorang dikatakan memiliki tubuh ideal? Adapun tubuh ideal bisa dilihat dari status gizi. Status gizi orang dewasa bisa diketahui dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Tubuh tergolong kurus atau terlalu kurus pasti berdampak tak sehat. Demikian halnya jika tubuh gemuk atau terlampau gemuk rentan dengan penyakit.
“Kalau dari IMT tergolong kurus pasti akan lebih banyak kerugiannya di banding keuntungannya,” kata Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Diah M. Utari kepada JawaPos.com, Senin (21/8/2017).
Dia menilai, orang yang tergolong kurus, akan lebih berisiko mengalami penyakit menular (penyakit infeksi), seperti TBC, ISPA, diare. Selain itu juga mudah terkena anemia dengan gejala yang menyertainya. Sementara itu, orang yang bertubuh gemuk lebih berisiko mengalami penyakit tidak menular (penyakit degeneratif), seperti diabetes, hipertensi, stroke, jantung.
Adapun saat ini gaya hidup masyarakat modern lebih mendorong hal itu terjadi karena pola makan tinggi garam, tinggi lemak, dan tinggi gula.
“Saran saya, IMT harus tetap berada pada kisaran normal. Sehingga orang lebih lincah bergerak dan beraktivitas, penampilan selalu menarik dan rendah risiko penyakit menular serta penyakit tidak menular,” terangnya.
Lebih jauh, dia menilai Presiden Jokowi bergerak aktif blusukan ke seluruh wilayah di Indonesia. Seseorang dengan IMT normal pasti bisa bergerak aktif dan lincah.
“Kalau lihat gerak tubuh Bapak Presiden yang sangat aktif, saya yakin IMT beliau masih tergolong nomal. Kalau kurus IMT-nya, pasti beliau tidak bisa blusukan kemana-mana. Semoga beliau selalu sehat. Aamin,” tuntasnya. (ika)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama
