PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pernah mendengar istilah ghosting sebelumnya? Atau anda baru saja menjadi korban dari tindakan ghosting? Istilah ghosting ini kerap digunakan apabila dalam suatu hubungan terjadi pemutusan akses komunikasi secara sepihak.
Ghosting atau dapat kita sebut dengan “menghilang tanpa alasan” biasanya dilakukan oleh salah satu pihak yang merasa tidak nyaman saat berada pada masa pendekatan. Atau dapat terjadi saat salah satu pihak merasa tidak siap akan adanya komitmen sehingga meninggalkan pasangannya secara tiba-tiba dan tanpa adanya alasan yang jelas.
Tidak dapat disepelekan, tindakan ghosting ini akan sangat berdampak terhadap kondisi psikologi pihak yang ditinggalkan. Perilaku meninggalkan pasangan serta memutus akses komunikasi akan membuat korban ghosting merasa insecure dan mempertanyakan apakah dirinya tidak sepadan dengan pihak yang meninggalkan. Hal ini akan berdampak pada kurangnya kepercayaan diri dari korban ghosting.
Tidak berhenti sampai disitu, korban ghosting akan merasakan penurunan kepercayaan terhadap orang sekitar atau dikenal dengan istilah trust issues. Saat korban ghosting berada pada fase trust issues, ia akan sulit untuk melakukan komunikasi dengan orang lain dan hal tersebut berdampak pada perubahan karakter yang membuat korban ghosting menjadi pribadi introvert akibat krisis percayaan terhadap dunia luar.
Hal terakhir yang akan sangat berdampak terhadap psikologi dari korban ghosting adalah timbulnya perasaan trauma. Perasaan trauma akan membuat korban ghosting takut untuk memulai hubungan yang baru dengan orang baru di kemudian hari dikarenakan adanya anggapan bahwa semua orang sama saja.
Apakah korban ghosting dapat move on? Tentu saja.
Dilansir dari halodoc, terdapat beberapa cara untuk mengatasi dampak akibat ghosting terhadap korban. Simak.
Berikan Waktu
Dampak ghosting yang menyebabkan timbulnya perasaan trauma, menyebabkan korban ghosting membutuhkan waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan menerima segala sesuatu yang sudah terjadi.
Berhenti Menyalahkan Diri
Ditinggalkan tanpa alasan serta adanya pemutusan komunikasi, pasti akan membuat korban ghosting merasa bahwa ada yang kurang dari dirinya dan berujung pada penghukuman diri dengan menyalahkan diri atas hal yang telah terjadi. Berhentilah menyalahkan diri dan menghukum diri terhadap hal yang bukan kesalahan dari diri sendiri.
Habiskan Waktu Bersama Teman dan Keluarga
Jangan menangis seharian dan menghabiskan waktu dengan sia-sia. Mulailah bangkit dengan kembali bersosialisasi dan mencari kesibukan bersama teman serta keluarga. Jangan pernah merasa sendiri, dengan adanya kesibukan, rasa sakit akibat ghosting mungkin bisa sedikit terlupakan.
Laporan: */egp
Editor: Eka G Putra