DR. ISA ANSORI, SPOG(K)-FER

Tanya Jawab Seputar Nyeri Haid dan Endometriosis

Kesehatan | Minggu, 11 Juli 2021 - 10:34 WIB

Tanya Jawab Seputar Nyeri Haid dan Endometriosis
Riau Pos Life Healht (RIAU POS)

1. Kita sering mendengar istilah "endometriosis" atau "kista coklat", apakah sebenarnya endometriosis atau kista coklat tersebut?

Endometriosis adalah penyakit inflamasi yang ditemukan pada 6-10 persen wanita usia reproduktif. Di mana terdapatnya jaringan abnormal menyerupai endometrium diluar rongga rahim yang dapat memicu reaksi peradangan. Endometriosis dapat berbentuk kista endometriosis atau sering disebut dengan istilah kista coklat, endometriosis superfisial dan endometriosis susukan dalam.


2. Saya pernah menemukan seorang perempuan sampai pingsan ketika datang bulan, apakah ini termasuk gejalanya?


Kemungkinan besar ini suatu gejala endometriosis. Sekitar 62 persen perempuan endometriosis mengeluh nyeri. Nyeri bisa disebabkan adanya perdarahan lokal dari lesi endometriosis, adanya sitokin inflamasi didaerah peritoneum serta iritasi dan infiltrasi syaraf pada rongga pelvis. Nyeri bisa dirasakan seperti rasa terbakar ataupun seperti penyakit herpes atau juga seperti penyakit peradangan. Tiga tanda khas yang sering kita dengar yaitu dismenore (nyeri haid), dispareuni (nyeri berhubungan seksual) dan diskezia (nyeri buang air besar). Nyeri muncul sebelum menstruasi dan terus bertahan selama menstruasi atau lebih. Nyeri dirasakan pada rongga pelvis dan terkadang menyebar sampai paha dan punggung. Nyeri pelvis hebat dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

3. Faktor risiko apa saja yang mempengaruhi terjadinya endometriosis?

Faktor risiko tersebut meliputi:

a. Riwayat keluarga. Keluarga yang menderita endometriosis, resiko 7 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga. Endometriosis dapat terjadi sesama anggota keluarga dekat, seperti ibu, nenek, atau saudara perempuan.

b. Karakteristik siklus menstruasi. Wanita yang memiliki siklus 27 hari atau kurang, haid pertama sebelum usia 12 tahun, lama haid 8 hari atau lebih atau suatu kehamilan.

c. Kondisi yang mengganggu aliran keluar saat menstruasi. Adanya miom uteri, kelainan struktur rahim dan lain-lain.

d. Kegagalan sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan lesi endometriosis.

e. Operasi perut. Seperti operasi caesar atau angkat rahim yang dapat menyebabkan jaringan endometrium berpindah tempat.

f. Usia biasa terjadi pada usia 20-30 tahun.

4. Mengapa endometriosis ini perlu mendapat perhatian khusus?

Di Indonesia bahkan didunia, terjadi keterlambatan mendiagnosis perempuan dengan endometriosis sekitar 6-7 tahun sejak pertama perempuan tersebut mengalami keluhan endometriosis sampai didiagnosis endometriosis. Sebenarnya perempuan tersebut telah datang berobat sejak 1 tahun mengalami keluhan namun beberapa faktor menyebabkan perempuan tersebut belum didiagnosis endometriosis. Di negara kita lebih terlambat untuk datang berobat yaitu sekitar 4 tahun setelah mengalami gejala.

5. Apa penyebab keterlambatan menegakkan diagnosis endometriosis tersebut?

Diantaranya yaitu keluhan nyeri haid dianggap normal, dokter yang memeriksa pertama kali juga mengganggap keluhan tersebut normal, pemberian obat anti nyeri/hormonal yang mengakibatkan gejalanya tertutupi serta metode untuk mendiagnosis tidak adekuat.

6. Diusia remaja, apa yang harus diwaspadai sehubungan upaya untuk mendiagnosis endometriosis lebih awal?

Faktanya, keluhan sebagian besar perempuan endometriosis pertama kali terjadi pada saat remaja. Perlu diperhatikan jika mengalami keram perut, nyeri siklik, nyeri diluar siklik, susah BAB atau diare. Segera mengunjungi pelayanan kesehatan primer sehingga bisa dilakukan diagnosis dan pengobatan empiris selama 3 bulan. Ketika keluhan tidak membaik maka remaja harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

7. Saat ini, langkah-langkah apa untuk menegakkan diagnosis endometriosis?

Memang gold standar untuk mendiagnosis endometriosis adalah laparoskopi dengan dokter yang kompeten, namun tidak semua tempat memiliki fasilitas tersebut. Saat ini dikembangkan langkah-langkah diagnosis klinik yaitu dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Anamnesis meliputi nyeri dan/atau infertilitas, dismenore, nyeri panggul, dispareuni, diskezia, dysuria, hematuria dan riwayat tidak respon pengobatan pada remaja. Pemeriksaan fisik meliputi uterus tenderness, adanya lesi dijalan lahir, uterus hiperretrofleksi serta adanya massa. Jika terdapat hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan ke tempat yang memiliki fasilitas USG/pemeriksaan imaging.

8. Apa bentuk terapi endometriosis dan apa tujuan terapi tersebut??

Terapi endometriosis tergantung pada beberapa faktor, seperti apakah pasien masih menginginkan keturunan atau tidak, dll. Namun secara umum terdapat 2 bentuk terapi yaitu terapi medis bertujuan untuk mengontrol nyeri dan untuk menjaga penyakit tidak bertambah parah atau mencegah kekambuhan. Yang kedua terapi pembedahan bertujuan untuk mengambil semua lesi endometriosis dan untuk menegakkan diagnosis sehingga dapat menentukan terapi yang akurat.

9. Setelah dilakukan operasi saya disuntik selama 6 bulan dan dilanjutkan untuk memakan obat terus, apa memang demikian?

Ya. Terapi endometriosis adalah terapi jangka panjang. Karena penyakit ini akan terus berlanjut sampai perempuan mendekati menopause atau menopause. Beberapa obat-obatan bisa digunakan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

10. Apakah pasien dengan endometriosis masih bisa hamil??

Bisa. Tergantung keparahan endometriosis. Ketika keluhan tidak terlalu menganggu, haid yang teratur, sperma yang normal serta saluran telur yang paten kemungkinan kehamilan alami masih bisa terjadi. Beberapa pasien tetap bisa hamil alami walaupun ada kista endometriosis yang berukuran kurang dari 5 cm.

11. Saya belum mau menikah, tetapi saya didiagnosis endometriosis, apa yang harus saya lakukan?

Penderita endometriosis diharapkan cepat-cepat hamil karena kehamilan adalah salah satu cara untuk meredam endometriosis. Apabila itu tidak mungkin dilakukan karena belum menikah, maka perempuan pranikah harus diberikan pengobatan hormonal sampai perempuan tersebut siap untuk menikah.

12. Kapan seharusnya kita melakukan pembedahan?

Indikasi pembedahan adalah nyeri hebat karena tidak respon atau kontraindikasi terapi medis, adanya kista terpuntir atau adanya endometriosis yang berat serta adanya kista yang menyebabkan infertilitas.

13. Apakah risiko yang ditimbulkan tindakan pembedahan?

Keberhasilan pembedahan tergantung pada indikasi, alat yang dipakai, cara dan teknik pembedahan serta pengalaman ahli bedah. Akan terjadi dilema apabila kita melakukan pembedahan. Jika pembedahan dilakukan secara radikal dan banyak intervensi akan mengganggu cadangan ovarium hal ini akan menyebabkan infertilitas, namun ketika pembedahan yang dilakukan kurang optimal maka akan terjadi peningkatan angka kekambuhan sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup.

14. Apakah endometriosis bisa timbul pada saat menopause dan bagaimana penanganannya?

Untuk kejadian endometriosis selama menopause, belum banyak penelitiannya. Kekambuhan bisa terjadi pada usia premenopouse namun tidak pada saat menopause. Kejadian endometriosis sekitar 2-5 persen. Tetapi kejadian ini disebabkan oleh pengobatan hormonal selama menopause. Pengobatan yang dilakukan pada endometriosis selama menopause adalah laparoskopi dan pemberian hormonal golongan progestin.***

 

dr. Isa Ansori, SpOG(K)-FER,Klinik Bayi tabung "Tunas Bangsa"
RS Awal Bros Pekanbaru

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook