DOKTER ISA ANSORI, SP.OG (K)-FER

Perlunya Konseling Prakonsepsi

Kesehatan | Minggu, 24 April 2022 - 11:05 WIB

Perlunya Konseling Prakonsepsi
Dokter Isa Ansori, Sp.OG (K)-FER (ISTIMEWA)

Tanggal 21 April lalu seluruh masyarakat Indonesia memperingati hari Kartini yang kita hormati sebagai sosok perempuan yang mendobrak stigma terkait pendidikan perempuan. Bila bicara soal perempuan, kita juga tau bahwa nantinya perempuan akan menjadi ibu. Apa yang sekiranya perlu kita perhatikan sebelum itu?

Berbicara masalah pendidikan, seperti yang telah menjadi cita-cita Ibu Kita Kartini, menarik sekali jika kita hubungkan dengan tema kita pada hari ini. Yakni pendidikan yang baik tidak akan terwujud tanpa generasi yang sehat dan cerdas. Disinilah peran seorang ibu dimana ia harus menjaga kesehatannya selama mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas dengan memberikan nutrisi yang baik dan mendapatkan konseling mengenai faktor-faktor yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi baik sebelum terjadinya kehamilan, saat kehamilan, serta setelah persalinan sampai usia dewasa. Sehingga dapat menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas di masa yang akan datang.


Sekarang kita semua tahu bahwa ada istilah “konseling prakonsepsi“. Tapi kenapa ini pen­ting dilakukan? Tujuannya adalah pengobatan infertilitas lebih dari sekadar membantunya mencapai kehamilan. Melainkan tujuan akhirnya adalah terwujudnya kehamilan yang berakhir dengan ibu sehat dan bayi sehat dan cerdas. Prasyarat penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah melakukan konseling prakonsepsi. Konseling prakonsepsi meliputi penilaian medis, psikis, faktor sosial, genetik, lingkungan, dan pekerjaan yang dapat berdampak pada kesuburan dan kesehatan kehamilan.

Konseling prakonsepsi ini meliputi apa saja dok?
1.Kebiasaan lifestyle: merokok, alkohol, narkoba
2.Berat badan: program penurunan berat badan
3. Nutrisi: kafein, vitamin, herbal
4. Riwayat medis: DM, hipertensi, penyakit saluran pencernaan, perempuan usia tua, penggunaan obat-obatan.
5. Riwayat reproduksi : keguguran berulang, stillbirth dan anomali kongenital, persalinan prematur, DM dalam kehamilan, pree­klamsi berat.
6. Riwayat pekerjaan: eksposur gas anestesi, bahan pelarut organik.
7. Gynecological care: pemeriksaan fisik, pemeriksaan pelvik dan papsmear
8. Test laboratorium: darah rutin, fungsi kelenjar tiroid, rubella, varicella, hepatitis dan HIV
9. Skrining genetik: ras, anomali kromosom (keguguran berulang, down sindrom, stillbirth, anomali kongenital, faktor laki-laki yang berat), Fragile X, usia maternal dan paternal.
10. Gangguan psikologis  gangguan depresi dan kecemasan

Konseling prakonsepsi ini apakah bisa memeriksa kesuburan si wanita Dok?
Konseling prakonsepsi tidak memeriksa kesuburan tetapi membantu pasangan usia subur untuk mendapatkan buah hati yang sehat dengan cara melakukan konseling terhadap faktor-faktor yang dapat berpengaruh buruk terhadap bayi sebelum terjadinya pembuahan.

Apakah dengan melakukan konseling prakonsepsi, ini akan meningkatkan potensi hamil bagi si wanita, atau bagaimana?

Konseling prakonsepsi akan membantu pasangan untuk mengetahui dan sekaligus memberi solusi terhadap faktor-faktor yang akan berpengaruh buruk terhadap kesuburan dan kehamilan.

Potensi bahaya apa sih dok, yang bisa terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak melakukan konseling prakonsepsi?

Tergantung faktor yang ada pada setiap pasangan. Misalnya kebiasaan merokok. Sekitar 18% wanita dalam kelompok usia reproduksi memiliki kebiasaan merokok. Merokok berpotensi membahayakan kesehatan reproduksi. Wanita yang merokok memiliki risiko lebih besar mengalami infertilitas, aborsi spontan, dan kehamilan tuba. Selama kehamilan, ibu yang merokok akan meningkatkan terjadinya solusio plasenta, ketuban pecah dini, dan gangguan pertumbuhan janin. Ibu yang merokok selama kehamilan juga meningkatkan kemungkinan sindrom kematian bayi mendadak. Merokok juga bersifat mutagenik yang menyebabkan kerusakan DNA dan kromosom. Jelas bahwa setiap wanita yang merokok dan sedang merencanakan kehamilan harus diberikan konseling untuk berhenti merokok.

Setelah melakukan konseling prakonsepsi dan kemudian ditemukan beberapa masalah yang perlu diperhatikan, langkah apa yang kemudian akan disarankan dokter untuk dilakukan?

Di sinilah perlunya dilakukan konseling, kita bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Tergantung dari permasalahan yang dihadapi, misalnya seorang ibu memiliki riwayat melahirkan anak dengan kelainan dibagian syaraf, berupa perkembangan abnormal tulang belakang dan tengkorak. Jenis yang paling umum dari cacat tabung saraf adalah anencephali dan spina bifida. Tindakan yang bisa kita lakukan adalah memberikan suplemen 0,4 mg asam folat yang akan menurunkan 40% sampai 100% frekuensi cacat tabung saraf. Wanita yang kelebihan berat badan (BMI> 30) memiliki peluang lebih besar untuk memiliki bayi dengan cacat tabung saraf. Sehingga disarankan untuk mengkonsumsi 1 mg asam folat sebagai suplemen harian. Asam folat juga dapat mencegah perkembangan cacat lahir lainnya seperti kelainan jantung, kelainan ginjal, bibir sumbing, dan kelainan ekstremitas..

Kita tahu bahwa salah satu konseling yang dilakukan juga meliputi konseling psikologi, seperti depresi dan masalah mental lainnya. Nah jika dalam kondisi masalah mental berat apakah sebaiknya calon Ibu ini perlu menunda kehamilan atau bagaimana dok?

Kehamilan akan membuat ibu memiliki kerentanan terhadap kecemasan dan depresi. Jika kondisi ini muncul sebelumnya dengan gejala yang berat, maka disarankan untuk menunda kehamilannya. Kecemasan dan depresi dapat terjadi seiring dengan kehamilannya. Seorang wanita hamil mengalami banyak perubahan fisik, diikuti perubahan psikologi yang mengakibatkan kondisi emosi tidak stabil. Perubahan emosi yang tidak stabil ini berdampak pada perkembangan janin, prematur, berat bayi lahir rendah dan menjadi emosional setelah bayi lahir. Hal yang sering membuat kondisi lebih parah adalah wanita hamil sering tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan mental, suami dan keluarga kadang juga tidak mengetahui kondisi psikologi wanita hamil yang labil, sehingga kurang memberikan perhatian dan dukungan. Hal ini menyebabkan gejala gangguan jiwa pada wanita hamil tidak tertangani dan dapat memburuk hingga masa nifas dan menimbulkan blue baby syndrome bahkan depresi postpartum.

Apakah konseling ini hanya ditujukan untuk perempuan saja, atau pasangannya juga perlu menjalani konseling prakonsepsi?

Konseling dilakukan terhadap pasangan usia subur. Karena faktor yang berpengaruh dan penanganannya dapat berasal dari kedua belah pihak.

Untuk pemirsa perempuan hebat dan calon ibu yang akan menjalani program kehamilan harus dilakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi faktor yang dapat menempatkan pasien pada risiko kehamilan yang serius. Konseling dan pemeriksaan lebih lanjut dapat diindikasikan terhadap faktor tersebut sebelum pasangan mencoba untuk hamil.***


Dokter  Isa Ansori, Sp.OG (K)-FER, Dokter Spesialis  Obsgyn Konsultan Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi RS Awal Bros Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook