DR ISA ANSORI SPOG (K)-FER

Bagaimana Mempersingkat Waktu untuk Mendapatkan Buah Hati?

Kesehatan | Minggu, 19 September 2021 - 08:40 WIB

Bagaimana Mempersingkat Waktu untuk Mendapatkan Buah Hati?
dr Isa Ansori SpOG (K)-FER (RS AWAL BROS FOR RIAU POS)

Berawal dari definisi ketidaksuburan yaitu kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi atau ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau  mempertahankan kehamilannya.

Terdapatnya keterlambatan penanganan kasus, hal ini akibat beragamnya penyebab, modalitas pemeriksaan dan tingkat pemahaman. Adanya dampak dari penanganan yang berlarut-larut, menyebabkan penurunan ketidaksuburan pada perempuan. Maka dari itu, Spesialis Obstetri dan Ginekologi sekaligus Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi Klinik IVF (Bayi Tabung) Tunas Bangsa RS Awal Bros, dr Isa Ansori SpOG (K)-FER mencoba beberapa hal terkait persoalan diatas. Berikut petikan tanya jawabnya.


Bisakah dokter menjelaskan apa yang dimaksud “ waktu “ pada judul diatas?

Ada istilah yang disebut "Time to Pregnancy" yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kelahiran hidup dari mulai masalah ketidaksuburan ditegakkan. “Time to Pregnancy“ akan dapat memanjang bila penatalaksanan ketidaksuburan tidak dilakukan secara efisien dan rasional.

Upaya apa yang dilakukan untuk mempersingkat "Time to Pregnancy" pada penatalaksanaan ketidaksuburan?

a. Pemahaman terjadinya kehamilan, 3 pemeriksaan dasar penyebab ketidaksuburan tersering, manfaatkan hari-hari tertentu pada siklus menstruasi secara efisien.

b. Pemilihan pemeriksaan spesifik yang efisien.

c. Analisis semua data yang terkumpul, penanganan yang tepat serta kapan saat merujuk yang tepat.

Pengetahuan apa saya yang dibutuhkan agar “Time to Pregnancy“ bisa dilakukan dengan cepat dan tepat?

Seperti telah disebutkan bahwa terdapat beragam etiologi ketidaksuburan, sehingga dengan sendirinya pemahaman patofisiologi menjadi beragam serta pemeriksaan yang dibutuhkan menjadi bertambah. Walaupun demikian, secara praktis fokus penatalaksanaan dapat diarahkan pada beberapa hal agar lebih efektif dan efisien. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pahami proses terjadinya kehamilan secara benar

Pemahaman yang cukup pada dasar-dasar terjadinya kehamilan secara alami. Seperti diketahui agar terjadi kehamilan dibutuhkan: sperma yang memenuhi syarat, kavum uteri normal, tuba paten, dan ovulasi yang konsisten. Pengalaman klinis menunjukkan hal-hal tersebut dirasakan cukup untuk memperkirakan faktor mana yang merupakan penyebab kelainan ketidaksuburan.

b. Pemeriksaan dasar fokus pada hal-hal berikut:

• Adanya gangguan ovulasi yang biasanya ditandai dengan oligo atau amenore

• Dugaan gangguan patensi tuba, kelainan anatomis uterus, dan atau endometriosis.

• Terdapat dugaan penyebab faktor pria.

c. Memahami siklus menstruasi secara efisien

Kita dapat memanfaatkan hari-hari tersebut untuk melakukan pemeriksaan atau menentukan masa subur.

Langkah-langkah apa yang diambil untuk menegakkan diagnosis ketidaksuburan yang efektif dan efisien?

Proses diagnostik ketidaksuburan dimulai dari anamnesis. Anamnesis infertilitas memerlukan waktu yang cukup agar tergali beberapa aspek penting yang mungkin menjadi etiologi. Selanjutnya kita melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan untuk mempertegas kecurigaan kita tentang penyebab ketidaksuburan yang sudah kita dapatkan melalui anamnesis. Selain itu dengan waktu yang cukup juga memungkinkan memberikan konseling pada pasangan. Informasi yang cukup diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasangan untuk menjalani penatalaksanaan ketidaksuburan menjadi lebih optimal.

Hal apa saja yang harus ditanyakan kepada pasien untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan?

Anamnesis perlu menggali hal-hal sebagai berikut: lama ketidaksuburan, hasil-hasil penanganan yang mungkin pernah dijalani sebelumnya, karakteristik siklus haid, riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi sebelumnya, frekuensi koitus dan riwayat disfungsi seksual, riwayat pembedahan sebelumnya, kelainan tiroid, galaktore, hirsutisme, nyeri panggul atau dispareunia, obat-obatan yang tengah digunakan atau riwayat alergi, riwayat keluarga dengan kelainan kongenital, retardasi mental, menopause dini, atau kegagalan fungsi reproduktif lain, kemungkinan paparan zat berbahaya seperti toksin atau radiasi, dan penggunaan tembakau atau narkoba. Pemeriksaan fisik perlu mencari hal-hal yang terkait patologi sistem reproduksi maupun kelainan sistemik yang berpotensi mengganggu kesuburan.

Pemeriksaan penunjang diharapkan dapat dilakukan secara efisien pada waktu yang tepat, bagaimana hal ini dilakukan ?

Perlu diperhatikan kaitan pemeriksaan dengan siklus menstruasi, karena beberapa pemeriksaan hanya dapat dilakukan pada hari-hari tertentu siklus menstruasi. Memanfaatkan hari-hari tertentu pada siklus menstruasi ternyata dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data awal. Sangat ideal apabila pasien dapat berkunjung pertama kali pada hari awal menstruasi.

a. Hari ke-2 sampai dengan hari ke-5 siklus menstruasi : periode ini merupakan saat untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal guna mengevaluasi anatomi uterus dan ovarium. Penghitungan folikel antral juga dilakukan pada saat ini. Demikian pula, endometrium pada saat ini harus terlihat tipis, yang menandakan rendahnya kadar estrogen di awal siklus. Selain itu periode ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan hormonal. Hasil dari pemeriksaan hormonal tersebut digunakan untuk mengevaluasi faktor ovulasi. Dalam kunjungan ini direncanakan pula untuk melakukan analisis semen.

b. Hari ke-9 sampai dengan hari ke-11 siklus menstruasi : periode ini merupakan saat yang optimal untuk melakukan evaluasi patensi tuba, baik secara radiologis maupun ultrasonografi. Selain itu dapat pula dilakukan analisis semen apabila suami telah mendapat penjelasan yang cukup dalam kunjungan sebelumnya.

Bagaimana pemilihan pemeriksaan yang efisien ?

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan bukti ilmiah penyebab ketidaksuburan :

a. Gangguan Ovulasi

Penyebab 40 persen ketidaksuburan wanita. Gejala klinik gangguan menstruasi. Bila siklus haid tidak teratur, biasanya diagnosis anovulasi dapat ditegakkan. Jika siklus haid teratur, ovulasi bisa dibuktikan dengan USG serial, pemeriksaan kadar hormon progesterone dan deteksi lonjakan hormon LH. Pemeriksaan yang penting lainnya yaitu pemeriksaan cadangan ovarium. Kadar AMH dan hitung folikel antral.

b.Gangguan Patensi Tuba

Penyebab 30 persen ketidaksuburan wanita. Bisa dilakukan pemeriksaan histerosalpingografi, sonohisterosalpingografi dan kromotubasi laparoskopi

c. Kelainan Uterus

Dapat dilihat dengan pemeriksaan USG transvaginal, Histerosalpingografi dan Histeroskopi.

d. Kelainan Sperma

Penyebab 30-40 persen infertilitas pria. Dilakukan permeriksaan analisis sperma.

Setelah semua informasi telah kita dapatkan, apa yang dilakukan selanjutnya ?

Analisis Komprehensif Semua Data yang Terkumpul. Setelah hasil-hasil pemeriksaan terkumpul, maka dilakukan analisis komprehensif. Tergantung dari kesimpulan yang didapat, penatalaksanaan dapat berupa induksi ovulasi pada anovulasi, koreksi kelainan anatomik pada uterus maupun tuba, koreksi kelainan yang dapat diubah pada kelainan sperma, aplikasi teknologi reproduksi berbantu.

Kapan saat merujuk yang tepat?

Tergantung ketersediaan pelayanan di fasilitas kesehatan. Beberapa tindakan seperti investigasi dasar, induksi ovulasi sederhana, bahkan inseminasi intrauterina memungkinkan untuk dilakukan di tempat praktik. Beberapa jenis kasus yang membutuhkan rujukan segera antara lain azoospermia, obstruksi tuba bilateral, periode infertilitas yang terlalu lama dan usia wanita 35-39 tahun.

Kesimpulan

Dari pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa mempersingkat waktu yang dibutuhkan setelah diagnosis ketidaksuburan ditegakkan tergantung pada kapan pemeriksaan akan dilakukan dan jenis pemeriksaan yang tepat, mengidentifikasi kemampuan penanganan oleh klinisi serta proses rujukan yang optimal. Diharapkan dengan pemahaman ini, tidak hanya keberhasilan proses reproduksi yang menjadi tujuan namun juga kualitas individu yang dihasilkan melalui penatalaksanaan ini.***

 

dr Isa Ansori SpOG (K)-FER, Spesialis Obstetri dan Ginekologi sekaligus Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi Klinik IVF (Bayi Tabung) Tunas Bangsa RS Awal Bros









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook