JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Harga masker N95 di pasaran sudah mencapai jutaan rupiah. Untuk 1 boks isi 20 buah, bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta. Kenaikan harga masker N95 disebabkan ketersediaan yang langka di pasaran menyusul wabah virus corona jenis baru asal Wuhan, Cina yang melanda secara global.
Menanggapi mahalnya harga masker dan animo masyarakat yang memburu masker N95, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menegaskan, sebetulnya masker jenis apapun atau masker apapun sama efektifnya untuk pencegahan. Kunci utamanya adalah pola disiplin diri dalam menjalankan Pola Bersih Hidup dan Sehat (PHBS).
"Pakai masker apa saja itu aman dan efektif. Yang salah itu adalah cara pakainya, kadang enggak ketutup semuanya hidung dan mulut. Hanya hidungnya saja atau mulutnya saja. Lalu enggak cuci tangan, dan lainnya," tukas Yurianto kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/2).
Yurianto menjelaskan sebetulnya N95 awalnya bukan masker kesehatan masyarakat. Masker N95 adalah masker untuk petugas medis yang bekerja di laboratorium.
"Masker itu awalnya bukan untuk masker kesehatan masyarakat. Tapi untuk yang kerja di laboratorium dengan udara bersih, dingin, enggak ada spora," jelasnya.
Masker N95 memang tidak diperuntukkan bagi anak-anak. Sehingga tak ada ukuran yang dibuat untuk anak-anak.
"Enggak pernah dibuat ukuran anak-anak. Fix untuk dewasa. Coba saja pakai N95 terus untuk negara tropis ini, pasti setengah jam juga sudah engap. Bahkan anak kecil kalau pakai itu mukanya tenggelam, ketutup semua karena kebesaran," katanya tertawa.
Maka masker N95 adalah masker yang direkomendasikan untuk petugas laboratorium. Hal itu juga sebagai imbauan untuk masyarakat bahwa tak perlu memburu masker dengan harga tinggi atau semahal mungkin. Sebab masker apa saja, masker biasa pun tetap efektif.
"Pakai N95 ngapain juga kalau bawahnya bolong di area dagu. Lalu sebagus-bagusnya semahal-mahalnya masker pun, lagi makan tetap dibuka kan? Nah pas makan enggak cuci tangan ya sama saja bohong," jelasnya.
"Sakit itu bukan takdir. Sakit karena kelakuannya sendiri. Sakit itu enggak enak," tambahnya.
Lalu siapa saja dan kondisi apa saja yang menyarankan seseorang sebaiknya untuk memakai masker?
1. Sedang flu, sedang sakit batuk dan pilek
2. Seorang diri di sebuah ruangan
3. Saat mandi
4. Di tengah kerumunan jika kita ragu apakah orang-orang di sekitar kita sakit atau sehat.
Sumber : Jawapos.com
Editor: Rinaldi