JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa pelaksanaan vaksinasi booster akan berlangsung pada 12 Januari 2022. Budi sempat menyebut bahwa vaksin yang akan digunakan adalah Pfizer dan Moderna, sebab Sinovac hanya diperuntukkan bagi anak-anak.
Masyarakat bertanya-tanya, mana vaksin yang terbaik?
Semua vaksin yang sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah melewati uji mutu dan keamanan. Nilai efikasinya juga sudah diakui. Memang sejumlah ahli menyarankan, untuk suntikan booster, sebaiknya memilih booster mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
“Sejujurnya, saya tidak yakin ada perbedaan besar antara keduanya. Silakan saja, mana yang lebih nyaman untuk didapatkan,” kata Kepala Pusat Akses Vaksin Internasional di Universitas Johns Hopkins, tentang Pfizer dan Moderna, dr. William Moss seperti dilansir dari Bussiness Insider, Minggu (9/1).
Semua orang dewasa disarankan untuk mendapatkan suntikan booster enam bulan setelah dua dosis lengkap. Tentunya dengan dosis sesuai.
Dosis Moderna dan Pfizer
Booster Moderna adalah setengah dosis vaksin asli, dengan 50 mikrogram mRNA di dalamnya. Booster Pfizer berukuran sama dengan dua suntikan pertama, dengan 30 mikrogram mRNA di dalamnya.
Seperti vaksin Moderna, Pfizer meningkatkan tingkat antibodi, yang berarti bahwa orang yang dikuatkan dengan vaksin itu menuai manfaat dari peningkatan perlindungan terhadap infeksi setidaknya selama beberapa bulan setelahnya. Ada beberapa data klinis yang muncul yang menunjukkan bahwa vaksin Moderna bekerja sedikit lebih baik dalam mencegah perawatan rumah sakit.
Efek Samping
Booster Moderna mungkin yang paling kuat. Keluhan paling umum yang dimiliki orang setelah kedua suntikan booster adalah rasa sakit di tempat suntikan. Sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot juga sering terjadi. Satu-satunya masalah yang lebih sering dikeluhkan orang-orang dalam uji klinis Moderna setelah suntikan booster mereka adalah pembengkakan atau nyeri tekan pada ketiak.
Penerima uji coba Pfizer juga melaporkan sedikit lebih banyak pembengkakan (limfadenopati). Tetapi semua efek samping suntikan booster ini ringan hingga sedang dan sementara. Biasanya tidak berlangsung lebih dari satu atau dua hari setelah vaksinasi.
Efikasi
Vaksin Pfizer dengan metode mRNA dari Amerika Serikat akhirnya resmi diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) pada Kamis 15 Juli 2021 . BPOM menyebutkan angka kemanjuran vaksin Covid-19 tersebut manjur untuk remaja dan dewasa.
Vaksin Pfizer bisa digunakan untuk remaja 12 tahun ke atas dengan 2 kali suntik rentang 3 minggu. Lalu angka efikasi usia 16 tahun ke atas 95,5 persen, dan angka efikasi untuk remaja 100 persen. Nilai imunogenisitas dengan 2 dosis vaksin 3 minggu memberikan respons yang baik.
Efikasi Moderna atau kemanjuran vaksin itu mencapai 91,4 persen. Vaksin Moderna ini adalah vaksin penggunaan imunisasi untuk usia 18 tahun ke atas. Injeksi dilakukan 2 kali dengan rentang waktu penyuntikan selama 1 bulan.
Para ahli dari ITAGI menunjukkan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menjamin keamanan yang dapat ditoleransi dengan tingkat keparahan pasca suntikan yakni sering nyeri lokal, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot sendi. Vaksin ini aman untuk kelompok usia 18 tahun ke atas hingga 65 tahun dan juga lansia di atas 65 tahun. Efikasi 94,1 persen untuk 18-65 tahun dan lebih dari 86 persen untuk di atas usia lansia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman