SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Setelah sempat tertunda pelaksanaannya karena adanya perdebatan terkait kehalalan vaksin yang digunakan untuk imunisaai Measles Rubella (MR), Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti kembali mencanangkan kampanye imunisaai MR.
Pelaksanaan kampanye yang dihadiri oleh sejumlah pejabat lintas sektoral dan masyarakat tersebut dilaksanakan di halaman Rumah Panggung Adat Melayu di Desa Alai, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kamis (6/9) pagi.
Dalam sambutannya, Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan MSi mengatakan jika pelaksanaan imunisasi MR yang mestinya bisa dimulai pada 1 Agustus lalu menjadi tertunda. Namun setelah adanya pernyataan resmi dari MUI bahwa vaksin MR boleh digunakan maka kembali dilanjutkan.
“Setelah terhambat sekitar lima pekan, sekarang kita kembali melakukan imunisasi MR. Tujuan dari pemberian imunisasi MR ini untuk melindungi anak-anak khususnya kepulauan Meranti. Kita semua berkewajiban untuk mensukseskan pemberian imunasi MR ini. Sebab dampak campak rubella ini bisa menyebabkan kematian atau cacat permanen,” ujar Irwan.
Karena waktu tersisa hanya hingga akhir September, Irwan meminta jajaran pemerintahan hingga tingkat desa mensosialisasikan pentingnya imunisasi MR. Sehingga tidak ada lagi kendala dilapangan untuk mensukseskan program imunisasi MR.
Senada dengannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, drg Ruswita mengatakan pihaknya akan berupaya maksimal agar target 95 persen dari 51 ribu anak-anak bisa dikejar. Padahal hingga saat ini baru ada sekitar 2.200-an anak-anak yang baru diberi vaksin.
“Kami akan berupaya sebaik mungkin dan mensosialisasikan kembali pada orangtua meskipun September tidak lagi dilaksanakan di sekolah. Tapi kami bersedia untuk turun kembali ke sekolah sehingga bisa menjadi tempat pelaksanaannya. Apalagi target per hari harus dikejar 1300 anak. Sehingga pada akhir September bisa mencapai 95 persen,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Ruswita mengatakan pelaksanaan vaksin MR tidak akan dipaksakan pada hari itu juga. Sebab kondisi anak yang akan diberi vaksin harus tetap diperhatikan. Sehingga pelaksanaan imunisasi tetap lancar dan tidak terkendala oleh kasus pasca vaksin.
“Makanya kita pastikan kondisi penerima vaksin terlebih dahulu. Jika dia sakit tentu ditunda dulu pelaksanaannya hingga yang bersangkutan dalam kondisi sehat. Namun tentunya kami sudah punya data by name by address sehingga mudah melakukan vaksin susulan bagi yang tertunda,” tambahnya.(luk/ifr)