JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pascalebaran, sudahkah mengecek berapa timbangan berat badan Anda? Berbagai jenis makanan seperti ketupat hingga makanan bersantan ditambah lagi kue kue kering dan manis, pastinya akan memicu pertambahan berat badan Anda. Kolesterol dan gula darah yang tinggi akan mengintai.
Jangan sampai terlambat dan terlanjur jatuh sakit terkena Penyakit Tak Menular (PTM) seperti diabetes, stroke, dan jantung usai Lebaran. Maka segeralah cek berapa kadar kolesterol dan gula darah Anda lalu berkonsultasi ke dokter jika semuanya melebihi normal.
Ahli Gizi (Dietitian) dari Nutripaf, Pafitri mengatakan aneka hidangan Lebaran di antaranya rendang, sayur labu, sambal goreng, hingga opor ayam. Semuanya berasal dari olahan santan kental bukan santan encer. Maka bicara karbohidrat,
lemak, dan protein, ketiganya adalah penyumbang kalori.
“Ada daging sebagai sumber protein, ada lemak pada santan, karbohidratnya di dalam protein ada,” katanya kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Lalu berapa sih kalori dalam sepiring ketupat Lebaran yang kita makan kemarin saat Lebaran? Mari kita hitung jumlahnya!
1 piring ketupat setara dengan 175 kalori
1 potong daging rendang atau opor dengan santan 150-200 kalori. Jika mengambil 2 potong, maka bisa 400 kalori
1 porsi kuah santan, sayur tumis, dan 1 sendok minyak 50 kalori
1 porsi sambal goreng yang mengandung santan 100 kalori. Jika ditambah hati dan ampela pada sambal goreng bisa menambah 150 kalori
Berapa totalnya?
“Ya, bisa 750 hingga 900 kalori. Sama seperti kita makan sepiring nasi Padang di RM Padang,” kata Pafitri.
“Sebetulnya ini enggak masalah jika dimakan hanya 1 kali saat siang atau pagi hari. Akan tetapi saat Lebaran, kita makan ini pagi, siang, malam. Belum lagi kalau kunjungan ke rumah keluarga. Maka akan berlebih,” kata Pafitri.
Ancaman Santan yang Dihangatkan
Belum lagi kalori berlebih bisa dipicu dari santan yang dihangatkan kembali. Yang tadinya santan itu baik, maka akibat pemanasan akan berubah jadi lebih jenuh.
“Akan berubah menjadi lemak trans. Apalagi hidangan Lebaran tak cukup sekali dihangatkan, bahayanya dobel dobel,” katanya.
Pafitri menilai jika kita bisa disiplin menjaga pola makan selama puasa, maka saat Lebaran tak akan kalap atau lupa diri. Sebaliknya, jika saat puasa sudah seringkali balas dendam saat berbuka, maka saat Lebaran akan lebih sulit lagi menahan diri.
“Jika saat berbuka puasa balas dendam, itu pasti deh lebih-lebih lagi. Seseorang akan tersadarkan kalau sudah sakit. Saat ini ancaman penyakit PTM tak bergejala. Sudah terjadi pada remaja,” tegasnya.
PTM tak bergejala sudah terjadi seperti penyakit jantung, kolesterol, dan diabetes. Maka disiplin lah dalam memilih jenis makanan dan jadwalnya, serta rutin cek kesehatan.
“Banyak kasus PTM tak bergejala, orang lagi aktivitas malah stroke. Lagi diam duduk, enggak tahunya meninggal. Tak sadar kolesterol, tensi, dan gula darah sudah tinggi. Ini terakumulasi dan berujung penyakit,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman