(RIAUPOS.CO) -- Asma adalah salah satu penyakit paru yang mempunyai gejala/keluhan seperti batuk hilang timbul, yang bertambah terutama malam hari. Sesak napas atau napas pendek biasanya diikuti suara mengi (ngik..ngik) dan dada seperti terhimpit.
Banyak pasien dengan asma memiliki riwayat orangtua menderita asma juga. Keterlambatan diagnosa penyakit asma umumnya lebih banyak dipengaruhi faktor dari pasien itu sendiri yang enggan atau segan memeriksakan kesehatannya ke dokter, mereka sering hanya mengandalkan obat-obat warung atau membeli sendiri di apotek saat keluhan tersebut muncul.
Seringnya mengabaikan dan menganggap remeh penyakit asma inilah yang akhirnya membuat pasien mengalami keterlambatan diagnosa sehingga asmanya menjadi asma yang tidak terkontrol karena sering kambuh (serangan asma). Untuk itulah, maka pengenalan gejala-gejala penyakit asma dan cara mengenal dan menghindari faktor-faktor pencetus serangan asma penting sekali diketahui oleh masyarakat.
Asma merupakan sebuah penyakit heterogen dimana terjadi peradangan kronis pada saluran pernafasan sehingga mengalami gejala-gejala dan keluhan seperti yang telah disebutkan di atas. Penyakit asma ini selain menyerang orang dewasa juga bisa menyerang anak-anak.
Penyakit asma yang tidak terkontrol adalah penyebab utama ketidakhadiran disekolah dan dikantor karena sering kambuh serangan asmanya. Serangan asma ini terutama serangan asma yg sedang dan berat (saluran napas sangat menyempit) akan sangat mengganggu dan membuat seseorang kesulitan menjalankan aktivitas normal sehari-harinya karena kesulitan bernapas bahkan pada kondisi yang sangat berat (serangan asma mengancam jiwa) bisa menyebabkan seseorang harus dimasukkan selang napas melalui mulut dan bernapas dibantu mesin napas (ventilator) di rumah sakit.
‘’Penyakit asma biasanya tidak bisa disembuhkan secara total. Hanya bisa dikontrol dengan mengetahui faktor atau sumber pemicu timbulnya serangan asma dan sebisa mungkin menghindarinya. Penting bagi pasien asma untuk mengetahui dan mengenal faktor pemicu/pencetus serangan asma. Bila anda penderita asma dan serangan asmanya dipicu oleh debu, asap rokok maka sebaiknya mengusahakan rumah dan lingkungan sekitar anda benar-benar bersih,’’ ujar Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Awak Bros Pekanbaru dr Herman Darmawan SpP kepada Riau Pos.
Masyarakat harus tahu bagaimana tanda-tanda atau gejala asma. Hal ini perlu agar nantinya tidak terlambat penanganan penderita asma terutama pada saat terjadi serangan asma berat atau bahkan serangan asma mengancam jiwa. Oleh karena itu, dr Herman menjelaskan tanda-tanda, gejala awal yang dialami penderita asma sebelum munculnya serangan asma ini bisa berbeda untuk setiap individu. Beberapa tanda awal sebelum timbulnya penyakit asma mungkin dideteksi hanya oleh orang yang bersangkutan. Sementara peringatan awal yang lain dari serangan asmayang lebih bisa terlihat oleh orang lain.
1. Kesulitan bernapas (sesak napas)
Gejala serangan asma yang sering membuat panik adalah kesulitan bernapas pada seseorang secara tiba-tiba saat aktifitas apalagi bila terdengar bunyi suara napas mengi (ngik...ngik) sebagai tanda saluran napasnya sedang menyempit. Jika seseorang yang sedang menjalankan aktivitas atau kegiatan sehari-harinya dan dengan tiba-tiba Ia merasakan kesulitan bernapas seperti di atas, orang tersebut harus segera dibawa ke klinik atau rumah sakit untuk mengatasi serangan serangan sesak napasnya yang kemungkinan besar karena asmanya. Biasanya pasien akan di inhalasi atau di uap dengan menggunakan alat khusus sehingga saluran napas yang tadi menyempit bisa kembali longgar atau melebar setelah di inhalasi. Keluhan sesak napaspun berangsur hilang. Bisa jadi hal ini mengindikasikan bahwa orang tersebut mengidap asma.
2. Rasa menghimpit pada bagian dada (dada terasa berat).
Seperti seluruh dada diikat tali yang kuat. Sehingga pasien juga merasa tidak nyaman saat bernafas. Keluhan seperti ini bisa atau mungkin juga merupakan salah satu gejala penyakit asma. Segera periksakan ke dokter atau ke klinik terdekat jika kondisi ini menyerang Anda.
3. Batuk yang bervariasi sepanjang hari dan terus-menerus.
Salah satu gejala yang bisa dikaitkan dengan gejala penyakit asma. Jika Anda mengalami gejala ini tidak ada salahnya segera berkonsultasi ke dokter.
Penderita asma bisa peka terhadap sebuah rangsangan seperti gangguan emosi, polusi udara, bulu binatang, asap rokok dan lain sebagainya yang bisa menjadi pemicu serangan asma. Untuk pengobatan penyakit asma, lanjut dr Herman, biasanya obat-obatan asma diberikan melalui alat yang disebut inhaler (obat hirup untuk asma). Alat ini berisi obat pelega dan pengontrol. Pelega untuk membuka dan melapangkan saluran napas melalui relaksasi otot-otot polos saluran napas sehingga saluran napas tidak menyempit lagi. Sehingga bisa bernapas normal lagi, pengontrol digunakan untuk mengatasi peradangan otot-otot saluran napas sehingga tidak mudah terjadi serangan asma sehingga target penderita asma yaitu asmanya bisa terkontrol penuh. Obat-obat dalam inhaler dipakai langsung ke dalam saluran pernapasan dengan cara dihirup melalui mulut. Menggunakan obat asma dengan cara dihirup dinilai efektif karena obat tersebut langsung menuju saluran napas dan paru.
“Bagi penderita asma, penggunaan inhaler rutin dua kali sehari walaupun dalam kondisi tidak serangan atau sesak napas. Bisa digunakan ekstra beberapa semprot bila terjadi serangan sesak napas. Dan sekarang ini, pasien asma tidak perlu membawa dua inhaler lagi karena dalam satu kemasan inhaler saat ini sudah ada obat pereda dan pengontrolnya sekaligus. Jadi sudah lebih praktis,” jelasnya.
“Ingat obat inhalernya rutin dipakai dua kali sehari satu semprot dan hidup sehat, kenali dan hindari faktor pencetus agar penderita asma bisa hidup seperti orang normal," tegas dokter berkacamata ini menambahkan.(egp)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI. Pekanbaru