JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan 'darurat kesehatan global'. Pernyataan tersebut sekaligus mengakhiri pandemi yang muncul tiga tahun silam, yang telah meningkatkan kewaspadaan terhadap virus tersebut.
Para pejabat WHO mengatakan tingkat kematian virus telah turun dari puncaknya lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2021 menjadi lebih dari 3.500 pada 24 April 2023. Dilansir dari BBC, Jumat (5/5), Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, setidaknya tujuh juta orang meninggal dalam pandemi tersebut.
Tetapi ia meyakini bahwa angka sebenarnya bisa jadi mencapai 20 juta kematian, hampir tiga kali lipat dari perkiraan resmi. Dan, dia memperingatkan bahwa virus tetap menjadi ancaman yang signifikan.
"Kemarin, Komite Darurat bertemu untuk ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya menerima saran itu. Oleh karena itu dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global," kata Dr Tedros.
Dia menambahkan bahwa keputusan tersebut telah dipertimbangkan dengan hati-hati selama beberapa waktu dan dibuat berdasarkan analisis data yang cermat. Namun, dia memperingatkan pencabutan tingkat siaga tertinggi tidak berarti bahaya telah berakhir.
Lebih lanjut, Dr Tedros mengatakan bahwa status darurat dapat dipulihkan kembali jika situasinya berubah.
"Hal terburuk yang dapat dilakukan negara manapun sekarang adalah menggunakan berita ini sebagai alasan untuk lengah, untuk membongkar sistem yang telah dibangunnya, atau untuk mengirim pesan kepada rakyatnya bahwa Covid-19 tidak perlu dikhawatirkan," lanjutnya.
Organisasi Kesehatan Dunia pertama kali menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) pada Januari 2020. Ini menandakan perlunya tindakan global yang terkoordinasi untuk melindungi orang dari virus baru.
Sekarang tergantung pada masing-masing negara untuk terus mengelola Covid dengan cara yang menurut mereka terbaik. Vaksin adalah salah satu titik balik utama dalam pandemi.
Menurut WHO, 13 miliar dosis telah diberikan, memungkinkan banyak orang terlindungi dari penyakit serius dan kematian. Tetapi di banyak negara, vaksin belum menjangkau sebagian besar dari mereka yang membutuhkan.
Lebih dari 765 juta infeksi Covid yang dikonfirmasi telah dicatat di seluruh dunia. AS dan Inggris, seperti banyak negara lain, telah berbicara tentang "hidup dengan virus" dan menghentikan banyak tes dan aturan percampuran sosial.
Dr Mike Ryan, dari program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan bahwa keadaan darurat mungkin telah berakhir, tetapi ancaman masih ada.
"Kami sangat berharap virus ini akan terus menular dan ini adalah sejarah pandemi," ujarnya.
"Perlu waktu puluhan tahun untuk pergolakan terakhir dari virus pandemi tahun 1918 untuk menghilang. Dalam kebanyakan kasus, pandemi benar-benar berakhir ketika pandemi berikutnya dimulai," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman