Otomotif Antisipasi Dampak Wabah Corona

Kesehatan | Jumat, 06 Maret 2020 - 12:09 WIB

Jakarta (RIAUPOS.CO) -- Produsen otomotif mewaspadai dampak wabah corona. Termasuk para produsen di Indonesia. Mereka mengantisipasi terganggunya supply and demand dalam industri otomotif sebagaimana kendala yang muncul pada sektor pariwisata.

After Sales Service Division Head PT Astra International-Isuzu (Astra Isuzu) Heri Wasesa optimistis layanan Isuzu tidak akan terganggu pandemik. Isuzu bahkan gencar memberikan layanan purnajual. Terutama bagi fleet customer (konsumen perusahaan). "Ini salah satu kunci penting untuk menjaga loyalitas di tengah kekhawatiran," ujarnya.


Seandainya ada perusahaan yang armada Isuzunya rusak, Heri menjanjikan break time singkat. Dengan demikian, kendaraan tidak menganggur terlalu lama. "Kami siap datang dan menjamin suku cadang bisa diterima konsumen paling lambat 1 x 24 jam untuk Jabodetabek dan 2 x 24 jam untuk Surabaya. Jika tidak, kompensasinya free spare part," jelasnya.

Layanan purnajual lain yang tidak dimiliki kompetitor adalah santunan untuk sopir, terutama bagi mitra business-to-business (B2B) Isuzu. Lewat program tersebut, pengendara yang meninggal akan mendapatkan santunan Rp 20 juta dari Isuzu. Untuk perawatan di rumah sakit, yang diterima Rp2 juta. "Program seperti ini disambut baik oleh kosumen, terutama yang fleet," ucapnya.

Sementara itu, di lain pihak, Mitsubishi Fuso juga sudah mewaspadai dampak wabah corona terhadap penjualan. Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Duljatmono mengatakan bahwa perusahaan akan mempelajari dampak wabah corona.

Menurut dia, keterkaitan bisnis industri antara Indonesia dan Cina mungkin saja berbuntut. Misalnya, dari aktivitas ekspor impor batu bara dan CPO (crude palm oil). "Tapi, kami perlu waspada dampak dari wabah korona ini karena ada analisis-analisis ekonomi yang berisi peringatan," ujarnya.

Menurut Duljatmono, saat ini permintaan kendaraan niaga meningkat. Tetapi, perusahaan juga harus siap apabila pasar kembali turun akibat wabah corona. "Kami harus siap. Seandainya ekonomi turun akibat wabah korona, yang terpenting bagi kami adalah menjaga posisi di pasar. Tetap menjadi market leader, menjaga market share kami di pasar," tuturnya.

Tahun ini Fuso mengejar target penjualan di angka 46.900 unit serta tetap fokus meningkatkan dominasinya sebagai absolute market leader. Fuso memprediksi pasar kendaraan niaga akan bertumbuh sekitar 7 persen. Target 2020 itu akan diisi penjualan Colt Diesel 40,400 unit serta Fuso dan Fighter 6,500 unit.(agf/c20/hep/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook