PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Fakultas Kedokteran Universitas Riau bersama Cimsa Fakultas Kedokteran Universitas Riau atau yang biasa dikenal Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) sukses menggelar acara talkshow interaktif Disleksia di Aula Soeman Hs Pustaka Wilayah, Sabtu (25/8/2018) lalu.
Kegiatan yang bertajuk “Seminar Awam Disleksia Perjalanan Panjang Menuju Sukses’’ turut dihadiri pembicara dr Denny W Sigarlaki MSc Sp A , Utami T W singgih MPsi, Rexsy Taruna AMd TW, Harmiyati, Ketua Pelaksana dr fauzia andrini MKes. Serta Kepala Bagian Klinik FK UNRI Dr dr Tubagus Odih SpBA. Ketua CIMSA FK UNRI Rahmi Triana Putri, Wakil Bidang Eksternal Yovie Suryani.
Ketua Panitia Acara Disleksia dr Fauzia Andrini MKes mengaku sangat senang atas sukses dan terselenggara dengan baik acara workshop Disleksia yang di hadiri 300 peserta dari semua kalangan. ‘’Ya ini untuk pertama kalinya digelar dan berjalan dengan suksesnya. Acara seminar Disleksia ini tidak lepas dari kekompakan semua panitia sejak jauh jauh hari dipersiapkan,’’ paparnya.
Fauzia menambahkan, untuk tahun lalu juga di sini, namun talkshow Autis. Disleksia juga dihadiri rata rata dari anak SD dari semua Kota Pekanbaru. Tujuan acara ini adalah untuk mengetahui perkembangan anak yang ada di sekolah sejak usia dini yang menyandang disleksia. Di mana ada gangguan memahami bacaan, gangguan belajar spesifik yaitu kesulitan untuk mengenali huruf, membaca, menulis dan berhitung, yang dialami oleh anak-anak yang memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atasnya. ‘’Intinya sulitnya mengeja, membaca dan menulis, kesadaran fonem dan komunikasi social,’’ terang Fauzia.
Acara ini didukung penuh CIMSA FK Unri, Asosiasi Dyslexia Indonesia, Dyslexia Parents Support Group Sumatra (DPSG) khusus Pekanbaru. Ia juga menambahkan kesulitan lain yang mengikuti ialah kesulitan konsentrasi, daya ingat jangka pendek kurang, tidak terorganisasi, dan kesulitan dalam menyusun atau mengurutkan sesuatu.
‘’Namun sisi positifnya adalah kemampuan atau keterampilan di area belajar lain yang biasanya baik atau bahkan jauh di atas rata-rata. Seperti pandai membuat robot dan keterampilan lainnya. Harapannya agar para peserta dapat mengetahui ciri-ciri disleksia, serta memiliki keterampilan untuk menangani anak-anak penyandang Disleksia. Sehingga layanan pendidikan prima dapat diupayakan bagi seluruh anak Indonesia,’’ harapnya.(rio/c)