POLEMIK ANJI

IDI: Pesan Publik Figur Harus dari Sumber Resmi

Kesehatan | Senin, 03 Agustus 2020 - 13:30 WIB

IDI: Pesan Publik Figur Harus dari Sumber Resmi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai video konten yang ditayangkan dalam channel YouTube milik musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji pada 31 Juli 2020 sebagai kebohongan publik.

Sebab konten video tersebut menghadirkan sosok Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik yang namanya tak ada di dalam database ahli atau dokter. Video tersebut juga menyampaikan bahwa obat Covid-19 berupa cairan antibodi sudah ditemukan, padahal pernyataan itu tak berdasar.


Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Mohammad Adib Khumaidi menegaskan semua informasi yang disampaikan dalam video itu salah dan disampaikan oleh orang yang salah. Pihaknya berharap publik figur bisa menjadi agen atau penyampai pesan yang bijak kepada masyarakat dan harus berdasarkan riset dan sumber resmi yang tepat.

“Kami berharap publik figur delivery pesan kesehatan. Kami juga perlu peran mereka. Tapi sekali lagi tolong dalam mencari konten diambil dari referensi atau tokoh dan ahli di bidangnya,” tukas Adib kepada JawaPos.com, Ahad (2/8).

Menurutnya, video yang dinilai meresahkan publik itu perlu diklarifikasi. IDI menduga apakah memang Anji dalam hal ini tak tahu sosok Hadi Pranoto sebenarnya yang hanya mengaku-ngaku sebagai profesor mikrobiologi klinik. Atau memang keduanya saling bekerja sama.

“Apakah artisnya tak tahu soal sosok Hadi Pranoto, atau dapat informasi yang salah juga dari orang ini (Hadi Pranoto)? Ataukah memang dengan sengaja berdua sampaikan informasi yang salah,” katanya.

Adib menjelaskan bahwa PB IDI akan membahas di dalam rapat apakah bentuk pengusutan video ini ke ranah hukum dengan cara melaporkan pada polisi atau dalam proses somasi. “Ini akan dibahas oleh organisasi,” katanya.

IDI juga berusaha menangkal berbagai macam hoax-hoax medis selama pandemi Covid-19 agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat. Dengan adanya video Anji tersebut, kata dia, masyarakat jadi dirugikan.

“Yang dirugikan olehnya (Anji) itu kan masyarakat ya, kita lakukan counter opini, edukasi masyarakat dengan cara yang benar. Masyarakat dapat informasi salah,” katanya.

“Kami sempat ada koordinasi dengan berbagai lembaga, atasi hoax-hoax medis, artinya kami minta dibantu teman-teman media, tim IDI koordinasi dengan lembaga terkait agar hoax bisa berkurang,” tandasnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook