membesar serta berisiko pecah. Selanjutnya, terjadi pendarahan otak,’’ ujar spesialis saraf yang berpraktik di Siloam Hospitals Surabaya, dr Sutis Nasia SpS seperti dilansir JPNN.
Sutis menjelaskan, ada tiga cara yang umum digunakan untuk mendeteksi aneurisma. Di antaranya, screening berupa foto otak atau MRA (magnetic resonance angiography). Pasien cukup berbaring selama 30 menit, kejanggalan bentuk pembuluh darah akan segera terdekteksi. ’’Dengan CT-scan juga bisa, namun diperlukan pemberian cairan kontras,’’ jelasnya.
Selain dua cara itu, deteksi aneurisma bisa dilalui dengan pemeriksaan angiografi. Pada metode itu, kateter dimasukkan via pembuluh darah di sekitar paha, lantas menyusuri sampai ujung otak. Pemeriksaan itu diperlukan untuk memberikan hasil pasti mengenai jumlah, bentuk, dan lokasi aneurisma.