Kembali mengelupasnya kulit Hafizi, menurut Dewi karena kamar tidurnya tidak memilik AC. Sementara kulit Hafizi sangat rentan mengelupas karena sesuatu hal. ‘’Mungkin karena tidak ada AC, jadi tidak dingin seperti dulu dirawat di rumah sakit. Hanya punya satu kipas angin kecil. Mungkin itu tidak cukup membuat Hafizi selalu dalam keadaan dingin. Kalau sudah panas, kulitnya mulai mengelupas lagi,” ujarnya.
Dewi mengaku pelayanan yang diterimanya, baik pihak suster maupun dokter sangat baik. “Dokter Endang baik, ramah juga,” ujarnya.
Kemarin, setelah Hafizi selesai diperiksa, bayi kecil ini harus kembali dirawat inap. Sambil menunggu petugas rumah sakit mengecek kamar kosong untuk Hafizi, Dewi mencoba menenangkan Hafizi yang mulai rewel.
Cukup lama menunggu untuk dibawa ke ruang bayi. Dewi dan Musdianto mulai gelisah karena Hafizi rewel. Hampir setengah jam menunggu, petugas mengatakan kamar sedang dibersihkan.
Kini Muhammad Al Hafizi kembali dirawat di RSUD Arifin Achmad di ruang Kenanga lantai 3 ruang perawatan penyakit dalam wanita, penyakit dalam pria, penyakit kulit serta penyakit paru. Ruang rawat inap Kenanga 2 yang saat ini hanya diisi oleh Hafizi sendiri tidak memiliki pendingin ruangan.
Baik AC maupun kipas angin. Petugas, Yose Rizal mengatakan memang tidak ada pendingin maupun kipas. Ia hanya mengatakan, pihak keluarga bisa membawa kipas dari rumah.
Sementara, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Dr Nuzelly Husnedi MARS menuturkan bahwa Alhafizi sendiri diketahui mengalami kelainan genetika. Sehingga menyebabkan kulit dari sang bayi rentan mengelupas. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu. Seperti cuaca panas, kebersihan lingkungan serta gizi yang kurang.