KOTA (RIAUPOS.CO) - TIBA di Poliklinik Kulit dan Kelamin lantai 2 RSUD Arifin Achmad, Dewi menggendong Hafizi dengan menggunakan kain batik. Dewi menunggu panggilan petugas rumah sakit untuk memeriksa kesehatan Hafizi.
Kulit kering yang mulai mengelupas itu terlepas saat ada gerakan sedikit dari Hafizi. “Karena mau diperiksa, makanya dipakaikan baju. Di rumah gak dikasih baju. Takut mengelupas dan berdarah,” ujar Dewi.
Hafizi yang sudah dua hari tidak bisa tidur nyenyak, kini tertidur pulas di gendongan Dewi. “Semalam rewel, menangis terus, sekarang alhamdulillah bisa tidur” ujarnya.
Saat ini mulut bayi muggil ini tidak bisa bergerak bebas saat menyusui. Kulit di sekitar mulut sudah mengering dan kaku. Jika ada gerakan mengisap, kulit kering tersebut akan terkelupas. “Sekarang jadi susah menyusunya. Sudah kaku,” ujar Dewi. Mulut Al Hafizi saat ini selalu terbuka, tak bisa tertutup.
Dewi menceritakan, karena kelelahan dan waktu tidur yang kurang, pada Ahad malam (3/9), Dewi tertidur saat menyusui Hafizi. Ia tak sadar, semut merah telah banyak mengegrogoti pipi dan leher anaknya. “Saat saya tersentak, pas saya lihat, semut merah banyak, menggigit kulit-kulit Hafizi yang jadi kerak, tapi masih nempel di pipi dan leher,” ujar Dewi sedih.
Ia pun langsung membersihkan semut merah sembari memohon maaf kepada Hafizi atas keteledorannya. “Maafkan ibu, ya Nak. Maaf ibu tertidur,” cerita Dewi sambil menyeka air matanya.
Saat ini, Dewi dan suaminya sangat menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. “Saya ganti sumur sekarang. Sudah pasang mesin air. Beli air galon Aqua untuk dia kalau mau dilap,” ujar Dewi.
Kebersihan menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan dokter saat pulang ke rumah beberapa waktu lalu setelah Hafizi dirawat di RSUD Arifin Achmad. “Sekarang anak-anak saya yang lain kalau mau lihat adiknya, harus cuci tangan dan mandi, baru boleh masuk ke kamar,” ujarnya.