SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kejelasan besaran dan waktu pasti atas realisasi kurang bayar Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas (Migas) triwulan IV 2022 Kepulauan Meranti masih menunggu finalisasi rekonsiliasi.
Tahapan itu bakal dilakukan atas rampungnya hasil eksploitasi sepanjang 2022 yang baru saja disepakati belum lama ini.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti, Bambang Suprianto kepada Riau Pos, Ahad (26/2).
Secara rinci sekda menerangkan, jika lifting minyak bumi Meranti sepanjang 2022 yang telah disepakati sebesar 1.685.954,58 barel dengan formula harga minyak mentah nasionalal atau Indonesia Crude Price (ICP), tidak kurang dari 99,52 dolar AS per barel.
Walaupun telah sepakati, akan ada tahapan lain jelang kurang bayar DBH triwulan IV itu disalurkan, karena setelah hasil lifting dan ICP disepakati, maka tahapan akan melewati audit BKP.
''Jadi kesepakan itu yang akan menjadi acuan BPK dalam melaksanakan audit. Sehingga hasil audit BPK itu yang menjadi dasar rekonsiliasi akhir, jelang tunda salur trwulan keempat itu direalisasikan oleh Kemenkeu pada Juni 2023 mendatang,'' tuturnya.
Untuk itu, sekda mengaku rutin berkoordinasi bersama Kemendagri dan Kemenkeu untuk memastikan perhitungan dan realisasi DBH Migas Kepulauan Meranti. Termasuk target 2023.
Sehingga, informasi tersebut dapat diterima secara utuh dan tidak menimbulkan persepsi negatif antara pemerintah daerah kepada pemerintah pusat seperti sebelumnya.
Apalagi, tambah sekda terjadi kenaikan asumsi lifting tahun ini dibandingkan tahun lalu, dari 1.685.954,58 barel menjadi 2.945.081,63 barel. ''Asumsi lifting ya kenaikan dari 1,6 menjadi 2,9 juta per-tahun. Artinya ada kenaikan,'' ujarnya.
Bahkan kabar yang ia terima dari Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil melalui KKKS PT Imbang Tata Alam (ITA) awal tahun 2022 mereka mampu memeroduksi hampir 7.000 barel per hari (day) dari 36 sumur aktif.
''Jumlah itu akan terus bertambah ketika 14 sumur yang baru saja melewati masa eksplorasi beroperasi. Sehingga, jika belasan sumur itu beroperasi maka asumsi dari pihak KKKS produksi minyak bumi di Kepulauan Meranti tidak kurang dari 9.000 barel per hari,'' ujarnya.(gem)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang