SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepuluan Meranti membidik Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor hasil produksi sagu. Pasalnya hingga kini dari hulu ke hilir atas potensi tersebut belum menyumbang terhadap pendapatan daerah.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kepulauan Meranti melalui Kepala Seksi Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, Rio Hilmi ST kepada Riau Pos, Senin (14/10).
Dia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan draf kajian yang akan melibatkan sejumlah akademisi. Namun bukan melalui darinpotensi pajak, melainkan retribusi.
"Bukan pajak, kita lebih ke jenis layanan retribusi, adapun yang akan ditarik merupakan pemberian layanan dari jenis jasa usaha. Nanti akan dikaji lebih lanjut, dari layanan-layanan itu, mana yang marginnya tidak terlalu banyak dalam artian mengedepankan efisiensi dalam pemberian layanan," ujarnya.
Untuk teknis di lapangan, pihaknya juga akan melibatkan sejumlah OPD teknis, terkait jenis jasa usaha diberikan sesuai dengan layanan retribusi yang akan dipungut.
"Layanan retribusi yang dimaksud bisa jadi pada jasa Kepelabuhanan misalnya, atau gudang, mungkin sampai kepada quality control bahwa sagu Meranti ini memang jauh lebih baik kualitasnya dibanding daerah lain. Tapi ini perlu persiapaan yang betul-betul memadai semisal labor uji kelayakan, dan lain sebagainya," ujarnya lagi.
Dikatakannya, untuk menggarap pajak atas sektor sagu terganjal oleh beberapa aturan dari pemerintah pusat. Seperti aturan batasan atas jumlah sektor pajak bagi pemerintah kabupaten atau daerah.
Saat ini tercatat perkebunan sagu di Meranti mencapai 81 ribu hektare dengan 95 kilang yang terdaftar. Di mana produksinya mencapai 240 ribu ton.(wir)
