MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Debat publik oleh kandidat pasangan calon (paslon) pemilihan kepala daerah Kabupaten Kepulauan Meranti 2020 berlangsung seru. Debat yang berlangsung di Hall Grand Meranti Hotel Jalan Kartini Senin (23/11/20) malam itu menjadi ajang adu visi-misi. Pengamanan super ketat yang dilakukan oleh tim gabungan dari berbagai unsur yang dinakhodai oleh Polri, TNI, hingga jajaran pemerintah daerah seperti Satpol PP dan Dishub.
Jalan menuju tepat debat disterilisasi ingga radius 100 meter dengan pola buka tutup. Menuju menuju lokasi debat, kembali terbagi tiga pos pengamanan; luar hotel, lantai dasar hingga lantai tiga hall hotel. Walau ruang debat memiliki space yang luas, namun tetap dibatasi dan tidak lebih dari 50 orang. Termasuk empat paslon di dalamnya. Langkah tersebut agar terciptanya kondisi yang patuh akan protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi Covid-19.
Sesi pertama dibuka dengan penyampaian visi dan misi oleh paslon nomor urut satu, hingga empat dengan durasi masing masing tidak lebih dari 3.00 menit pada debat yang juga ditayangkan langsung oleh televisi, dan channel Youtube KPU Kepulauan Meranti.
Adapun empat paslon tersebut, terdiri dari paslon nomor urut satu Adil dan Asmar, nomor urut dua Hery Saputra dan Khozin, nomor urut tiga Mahmuzin Taher dan Nuriman Khair, dan yang terakhir nomor urut empat Said Hasyim dan Abdul Rauf.
Dari seluruh rangkaian, segmen ke empat tampak menjadi puncak dari debat kandidat pemilihan kepala daerah Kabupaten Kepulauan Meranti tersebut. Adalah segmen paslon bertanya, ditanggapi oleh tiga paslon secara bergiliran dan kembali dijawab oleh paslon yang memberi sanggahan dengan durasi yang sama, yakni 1.30 menit. Mereka saling cecar, tapi tetap secara santun.
Untuk paslon yang diberi kesempatan mengajukan pertanyaan pertama dimulai dari nomor urut satu, Adil dan Asmar memberikan pertanyaan kepada paslon lainnya. "Apa tanggapan saudara bilamana saya menjalankan program dalam mewujudkan Meranti cerdas dengan mewujudkan kuliah gratis S1, SII, SIII , TK, SD, SMP, kita kasi baju rok celana, tas. Bahkan untuk anak anak SD hingga SMP kita kasi sepeda gratis? Apakan ada larangan saya memberikan sepeda gratis kepada mereka?" tanya Adil.
Dari pertanyaan tersebut, tanggapan dimulai dari paslon nomor urut Dua Ery Saputra. Sebagai mantan Kabag Kesra ia mengupresiasi niat palon Adil tersebut. Namun untuk menjalankan program yang dimaksud, menurutnya harus diukur dengan kemampuan keuangan daerah. Terlebih dalam membuat suatu program harus spesifik dan harus jelas output dari program yang dimaksud. Karena jika program memberikan sepeda gratis tentu menurut Ery akan cukup menguras anggaran yang cukup besar dan akan berdampak kepada anggaran OPD lain.
"Karena jika kita berikan sepeda dan atribut lain tentu akan menguras anggaran anggaran untuk perangkat daerah lain. Seperti saat ini belanja langsung itu lebih kurang 52 persen dari total APBD kita. Tentu sulit mengaplikasikannya. Pasalnya akan hanya tersedot pada satu sektor seperti di dinas pendidikan. sementara perangkat daerah lain juga butuh anggaran tambahan untuk melaksanakan pelayanan publik," ujarnya.
Giliran paslon nomor urut tiga, tanggapan dilontarkan oleh Nuriman. Sama dengan nomor urut dua, dalam menciptakan program Meranti cerdas mesti cerdas juga untuk melihat postur APBD. Jangan hanya bantuan tanpa melihat perimbangan keuangan.
Lanjut paslon nomor empat, Said Hasyim tidak ketinggalan menanggapi program paslon nomor satu tersebut. Menurut Said Hasyim program tersebut boleh saja dijalankan. "Jika tadi dikatakan masyarakat Meranti banyak yang bodoh, apa dengan pemberian tersebut tidak membodoh-bodohkan masyarakat Meranti? Tak perlulah pak," ujarnya.(fiz)
Laporan WIRA SAPUTRA, Meranti