Dampak Ambruknya Jembatan Mulai Dirasakan Warga

Kepulauan Meranti | Sabtu, 19 Agustus 2023 - 10:41 WIB

Dampak Ambruknya Jembatan Mulai Dirasakan Warga
Porter perahu sedang menaikkan sepeda motor penumpang ke atas dermaga sementara, Jumat (18/8/2023). (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Dampak ambruknya Jembatan Perawang yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Tasik Putripuyu awal pekan kemarin mulai dirasakan warga. Mulai dari dampak positif hingga negatif. Salah satu di antara dampak tersebut seperti bertambahnya pendapatan pemilik perahu motor penyeberangan. 

Sejak jembatan itu runtuh, diketahui masyarakat yang melintasi sungai tak punya pilihan lain selain menaiki kapal motor. Tak pelak, setiap kali angkut setiap perahu mampu membawa 5-7 sepeda motor dengan ongkos  Rp20 ribu untuk satu orang dan satu unit sepeda motor. 


Padatnya warga yang ingin menyeberang menyebabkan warga lainnya harus antre hingga 15 menit yang dikeluhkan warga yang melintas. Seperti yang diungkapkan Pertiwi kepada Riau Pos. "Biasa gratis sekarang sekali menyeberang Rp20 ribu. Tidak hanya itu waktu bongkar muat juga terkuras," ujarnya.

Untuk itu ia berharap agar progres perbaikan jembatan ini bisa segera rampung agar mereka tidak kesulitan untuk melintasi sungat tersebut. 

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau tengah membangun dermaga penyeberangan alternatif di Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putripuyu. 

Camat Tasik Putripuyu Zainal menerangkan, pembangunan dermaga alternatif itu sedang digesa. Sebagiannya sudah jadi, sementara sisanya masih dikebut oleh pihak terkait. "Anggarannya dari pemerintah provinsi, jembatan alternatif dibangun di sebelah jembatan roboh," jelas Zainal.

Zainal belum bisa memastikan kapan pembangunan itu rampung. Namun dia optimistis pengerjaannya tidak lama, mengingat pentingnya keberadaan dermaga oleh sejumlah desa di kecamatan tersebut.

Bangun Dermaga Sementara

Setelah peristiwa ambruknya jembatan Perawang di Desa Selat Akar, Kecamatan Tasik Putripuyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (14/8) lalu. Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau membangun dermaga sementara untuk akses penyeberangan masyarakat. 

Kepala Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau, M Arief Setiawan melalui Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah III, Eri Ikhsan mengatakan, dermaga penyeberangan sementara saat ini sedang proses pekerjaan. 

"Dermaga sekarang sedang dibangun jembatan penyeberangan pompong orang dan gerobak, agar akses masyarakat tidak terputus akibat jembatan Perawang ambruk," kata Ikhsan.

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pekerjaan dermaga penyeberangan tersebut terus digesa. Di mana satu sisi dermaga sudah selesai dibangun, dan tinggal satu sisi lagi tahap pekerjaan. 

"Satu sisi sudah selesai, satu sisi lagi sedang clearing karena panjangnya hampir 100 meter sampai di daratan. Namun kita targetkan se pekan kedepan sudah selesai," ujarnya.

Untuk menggesa pekerjaan dermaga tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat Tasik Putripuyu terkait penggunaan lahan masyarakat yang akan digunakan untuk membangun dermaga. 

"Kami dapat laporan untuk lahannya itu sudah selesai, tapi camat ingin jumpa langsung dengan pemilik tanah. Namun intinya pemilik tanah sudah mau lahannya digunakan untuk pembangunan dermaga sementara," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, jembatan yang menghubungkan antara beberapa desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu tersebut ambruk diduga akibat tiang pancang baja keropos.  Jembatan sepanjang 70 meter yang menggunakan konstruksi Truss Bridge itu sebelumnya sudah mengalami kerusakan, yakni terjadi penurunan pada pondasi dan struktur bangunan.

"Jembatan itu roboh karena pondasi tiang pancang dari baja berkarat karena kena air payau sehingga keropos dan patah," kata Arief.

Arief mengatakan, sebelum jembatan itu roboh pihaknya pekan lalu telah menurunkan tim untuk melakukan survei kondisi jembatan tersebut. "Setelah tim turun, sebetulnya sekarang kita sedang menyusun Detail Engineering Design (DED) perbaikan jembatan, dan direncanakan perbaikan akan dilakukan paling lama tahun 2024, namun sebelum jembatan diperbaiki sudah roboh duluan," sebutnya.(gem)

Laporan WIRA SAPUTRA dan SOLEH SAPUTRA, Selatpanjang-Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook