Pencegahan Karhutla dengan Simulasi dan Sosialisasi

Kepulauan Meranti | Jumat, 13 Desember 2019 - 07:43 WIB

KEPULAUAN MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi salah daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Bahkan pada tahun 2014 lalu menjadi daerah terluas yang mengalami karhutla.

Karhutla rawan terjadi pada musim kemarau. Pada tahun ini, musim kemarau terjadi mulai Februari hingga September 2019 lalu.  Memasuki musim penghujan, seluruh stake holder terkait yang dimotori oleh Polres Kepulauan Meranti melaksanakan kegiatan simulasi dan sosialisasi karhutla. Tujuannnya antisipasi karhutla jelang datangnya musim kemarau 2020.


Pada kegiatan itu, Polres Kepulauan Meranti berkolaborasi dengan TNI, BPBD, MPA dan PT Nasional Sago Prima (NSP),  Rabu (11/12). kemarin. Helat itu, tahapan simulasi dimulai dari saat petugas tanggap darurat yang menerima informasi karhutla dari lapangan. Setelah mendapatkan petugas melakukan deteksi dini dan overview pada areal kebakaran menggunakan drone.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufik Lukman Nur Hidayat SIK melalui Kapolsek Tebingtinggi Iptu Aguslan SH meminta kepada perusahaan dan masyarakat agar terus bekerja sama dan bersinergi dalam pengendalian karhutla.

"Kami juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak membakar hutan dan lahan. Karena kami tidak akan segan-segan untuk menindak secara hukum bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan," ujarnya.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Norman SE menegaskan, pada 2020 pemerintah mencanangkan program mencegah asap dan Riau Zero Api. "Jadi, mari kita bersama-sama mewujudan program tersebut dengan kolaborasi stake holder dalam pencegahan ini," harapnya.

Hadir juga salah satu anggota DPRD Meranti Pandumaan Siregar SP. Ia menegaskan bahwa hampir 100 persen penyebab karhutla adalah faktor manusia. Perlu kesadaran semua pihak untuk lebih peduli terhadap bencana ini. Ia juga mengapresiasi upaya PT NSP dalam pencegahan.

Humas PT NSP, Setyo Budi Utomo menjelaskan, semula mensimulasikan pemadaman api kecil, pemadaman api sedang, dan pemadaman api besar. Termasuk tata cara pemadaman api dengan sistem estafet.

Dalam simulasi yang dilaksanakan di Base Camp Tuni PT NSP, Desa Kepau Baru, Kecamatan Tebingtinggi Timur tersebut melibatkan sebanyak 15 orang Brigdalkarhutla PT NSP. Kemudian, masyarakat peduli api (MPA) Desa Kepau Baru, dan 15 orang karyawan perusahaan.(wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook