KEPULAUAN MERANTI

Operasional EMP Sempat Dihentikan Pemuda

Kepulauan Meranti | Senin, 09 November 2020 - 11:23 WIB

Operasional EMP Sempat Dihentikan Pemuda

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Beredar kabar jika beberapa hari yang lalu, puluhan warga Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kepulauan Meranti menghentikan operasional PT Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait SA di wilayah mereka. 

Dari informasi yang diterima Riau Pos, Ahad (8/11), kejadian tersebut berlangsung pada akhir pekan lalu (5/11). Kejadian itu pula dibenarkan oleh Ketua Pemuda Desa, Arif Hardiansyah. 


Kembali masalah tenaga kerja menjadi pemicu massa aksi. Mereka menuntut jika tenaga kerja lokal tidak mendapat tempat di EMP. 

“Banyak hal yang kami sayangkan dengan Kondur (EMP Malacca Strait SA).  Mulai dari tidak transparannya melakukan perekrutan tenaga kerja,  sampai dengan masalah lain.  Bahkan kami sudah pernah melayangkan surat untuk mediasi kepada  manajemen perusahaan. Namun sampai sekarang tak ditanggapi,“ ujarnya. 

Menurutnya, perusahaan malah memaksimalkan operasional mereka di wilayah Bagan Melibur. Sementara desa tersebut menjadi wilayah ring satu oleh perusahaan migas tersebut.  “Ada dua perusahaan sub kontraktor dari Kondur yang saat ini melakukan perekrutan tenaga kerja. Namun hanya enam orang saja warga Bagan Melibur yang diterima,’’ ujarnya. 

Padahal, semua SDM yang dibutuhkan tersedia di Bagan Melibur. Bahkan, ada kejanggalan dalam perekrutan. Di mana pada bidang tertentu, saat pengumuman awal hanya tiga orang. Tapi, saat diumumkan diterima 4 orang. ‘’Perusahaan berdalih satu orang tersebut magang, “ucapnya.

Oleh karena itu,  ia mengharapkan agar perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak daerah.  Karena SDM yang dibutuhkan tersedia dengan baik dan cukup. 

“Pemuda kita banyak yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.  Jadi tidak ada masalah. Tapi, kalau tidak diberikan kesempatan bekerja,  bagaimana anak daerah bisa mendapatkan tempat. Apalagi masih banyak yang masih menganggur,” ujarnya. 

Kepala Desa Bagan Melibur,  Isnadi Esman yang dikonfirmasi mengaku sudah memfasilitasi keluhan pemuda dengan mengundang Polsek Merbau dan pihak kecamatan. Namun tetap saja belum mendapatkan hasil yang diinginkan. 

“Rencananya akan ada pertemuan lanjutan yang diagendakan Senin (9/11) ini. Karena dalam pertemuan kemarin tak ada pihak perusahaan yang bisa mengambil kebijakan,” ujarnya.  

Isnadi mengaku, aksi pemuda di desanya dilakukan secara spontan,  aksi tersebut merupakan akumulasi dari berbagai keluhan selama ini. 

“Saat ini ada dua perusahaan sub kontraktor EMP yakni BEP dan WPC sedang melakukan perekrutan tenaga kerja.  Namun sangat sedikit mengakomodir pemuda lokal. Padahal sumur terbanyak EMP ada di wilayah kita, yakni 110 sumur. Jadi, wajar saja pemuda kita merasa kesal,” tuturnya. 

Isnadi tak menampik jika ia merasa ada kejanggalan dalam perekrutan tenaga kerja di dua perusahaan sub kontraktor tersebut. Di mana ada satu formasi yang dibutuhkan D3 Tekhnik yang menjadi syarat,  tapi yang diterima malah D3 Kesehatan Masyarakat. 

Prioritaskan Putra Daerah
Dalam rekrutmen tenaga kerja di wilayah operasional, EMP Malacca Strait SA senantiasa mengedepankan masyarakat tempatan sebagai prioritas utama. Hal ini sejalan dengan kebijakan perusahaan dan negara untuk mengutamakan putra daerah dalam rangka penyerapan tenaga kerja.

Rekrutmen yang dilakukan sudah melalui tahap dan seleksi yang cukup ketat dengan harapan pekerja yang diterima nantinya benar-benar mampu bekerja secara profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

“Kita menyadari  membludaknya lamaran kerja yang masuk tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang diterima sesuai kebutuhan operasional. Karena itu proses rekrutmen dilakukan cukup ketat sesuai dengan standar perusahaan agar kita bisa mempekerjakan putra-putra daerah terbaik di wilayah operasional kita,” kata GPA Manager EMP, Amru Mahalli.(wir)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook