PENDIDIKAN

SMP di Meranti Mulai Belajar Tatap Muka

Kepulauan Meranti | Kamis, 06 Agustus 2020 - 09:32 WIB

SMP di Meranti Mulai Belajar Tatap Muka
Seorang guru dan beberapa siswa SMPN 1 Selatpanjang menerapkan protokol kesehatan, seperti duduk berjarak dan memakai masker saat belajar tatap muka di salah satu ruang kelas, Rabu (5/8/2020) pagi.(WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Setelah libur panjang selama empat bulan, akhirnya pada Rabu (5/8), peserta didik SMP di Kepulauan Meranti mulai belajar tatap muka di sekolah masing-masing. Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, setiap peserta didik diharuskan memenuhi standar protokol kesehatan.

Pantauan Riau Pos, hari pertama berlangsungnya pembelajaran tatap muka di SMPN 01 Tebingtinggi digelar dengan sejumlah kebiasaan baru oleh siswa, para guru, dan staf sekolah. Siswa-siswi berbaris dengan menjaga jarak. Diukur suhu tubuhnya, dan mencuci tangan, sebelum menuju kelas masing-masing. Siswa yang belajar di kelas juga tak seluruhnya. Mereka dibagi dua kelompok belajar. Setiap kelompok belajar terdiri dari 15 orang siswa.


Selain itu, di dalam kelas tempat duduk siswa diberi tanda, "silakan duduk di sini". Langkah tersebut dilakukan agar protokol jaga jarak benar-benar berjalan dengan baik. Kepala SMPN 01 Tebingtinggi Alfian Husein SPd mengatakan, jadwal belajar mulai berlangsung dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Siswa dan siswi juga tidak diperbolehkan istirahat pada pergantian jam. Pasalnya, menurut Alfian, waktu belajar dan mengajar hanya berlangsung dua jam. Jadi setelah dua mata pelajaran selesai siswa langsung pulang.

Untuk itu, kata Alfian, para pelajar juga diwajibkan membawa bekal makan dan minuman dari rumah.

"Kami sudah umumkan kepada wali murid agar peserta diberikan bekal dari rumah. Karena jam istirahat ditiadakan dan kantin juga belum diperbolehkan berjualan," ujarnya.

Dia menjelaskan, jumlah keseluruhan peserta didik sekitar 432 orang. Untuk itu pihaknya menerapkan pola belajar berkelompok.

"Jam belajarnya berkelompok. Pukul 07.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB anak didik kelas IX, dilanjutkan pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB anak didik kelas VII. Kemudian terakhir pukul 13.00 hingga 15.00 anak didik kelas VIII," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti Drs H Nuriman Khair membenarkan bahwa seluruh siswa SMP sederajat sudah mulai belajar tatap muka di sekolah. Seperti tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Nomor: 341/HKIKPTSNll/2020 tanggal 24 Juli 2020 tentang Penetapan Zona Hijau Covid-19 di Kepulauan Meranti dan sejalan dengan surat keputusan bersama oleh empat kementerian.

Menurut Nuriman,  pelaksanaan proses belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19 tetap mengacu pada protokol kesehatan. Dalam satu ruang kelas diisi minimal 15 siswa dengan sistem belajar bergiliran, bangku belajar disesuaikan berjauhan, mengenakan masker, mencuci tangan dan setiap siswa dicek suhu tubuh sebelum masuk ruang belajar.

"Belajar tatap muka ini mengikuti protokol kesehatan. Setiap siswa dicek suhu tubuh, sekolah menyediakan masker, jaga jarak, sekolah menyediakan tempat cuci tangan serta membatasi jumlah siswa dalam satu kelas," ungkapnya.

Belajar tatap muka pertama ini, lanjutnya, baru berlaku untuk SMP sederajat saja. Sementara untuk SD sederajat dan di bawahnya masih belum berlaku. "Kalau untuk sekolah lain belum," jelasnya.

Wako Setujui Sekolah Sekali Sepekan
Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT setuju diterapkannya sekolah sekali sepekan di Kota Bertuah. Ini karena masih ada siswa yang belum bisa mengakses internet dan pemerintah tak mampu memberikan subsidi. Namun, penerapan yang ditargetkan awal Agustus masih memerlukan izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Sekolah sekali sepekan pada prinsipnya adalah menjadwalkan siswa untuk datang ke sekolah pada hari yang ditentukan. Yakni Senin dan Kamis. Siswa akan dibagi hanya setengah dari daya tampung kelas dan berada di sekolah beberapa jam saja. Saat ke sekolah, siswa tidak belajar, melainkan menerima penugasan dari guru untuk sepekan ke depan dan menyerahkan tugas yang diterima dari pekan sebelumnya.

"Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, hanya pertemuan sekali sepekan. Pertemuan sekali sepekan itu ini juga untuk antisipasi tidak semua wilayah Pekanbaru dapat melayani keperluan internetnya siswa. Pemerintah juga belum mampu untuk subsidi," kata Firdaus, Rabu (5/8).

Ditegaskannya, saat ini sekolah negeri masih dalam persiapan untuk penerapan pola belajar seperti ini. Diakuinya saat ini izin dari Kemendikbud belum diperoleh. Meski begitu, dia menyetujui penerapan sekolah sekali sepekan ini. ‘’Dalam bulan Agustus ini (diterapkan, red)," ungkapnya.

Pertimbangan menyetujui sekolah sekali sepekan, ucap Firdaus, adalah penerapan protokol kesehatan harus ketat.

"Dengan begitu kita yakin bisa melindungi anak-anak kita dari Covid-19. Juga pasien Covid-19 di Pekanbaru yang bertambah dari tenaga medis dan kontaknya dan dari luar Provinsi Riau," urainya.

Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas saat dikonfirmasi menyebut, Wako Pekanbaru sudah menyetujui hal ini.
“Tetapi mekanismenya, ada surat dari Wali Kota dikirim ke kementerian untuk meminta persetujuan. Jadi masih tunggu izin Kemendikbud,” jelasnya.

Nantinya, jika persetujuan dari Kemendikbud diterima, kepala sekolah yang ada di Pekanbaru akan dipanggil untuk mendapatkan penjelasan terkait bagaimana pola penerapan sekokah sekali sepekan ini. “Penerapannya kan tidak serta merta. Kita sosialisasikan dulu, dan kalaupun dibuka dalam SOP kita itu, anak mesti diizinkan orangtua. Ada pernyataannya,” tuturnya.

Terkait surat permintaan izin ke Kemendikbud, Ismardi menyebut baru akan dikirimkan besok.”Belum (dikirimkan, red). Kemarin ada kesalahan suratnya. Hari ini (kemarin, red) diteken Wako, besok (hari ini, red) kami kirim. Izinnya dari Kemendikbud dan Kementerian Agama, karena sekolah dua kan,” ungkapnya.

Meski secara resmi belum ada izin sekolah melakukan belajar tatap muka, kondisi di lapangan sudah ada sekolah yang menggelar belajar tatap, terutama sekolah swasta.

“Banyak yang mengakal-akali, nanti kita tegur,” tegas Ismardi.

Sementara saat ditanyakan tentang sekolah negeri ada yang sudah menggelar sekolah tatap muka, dia menyebut belum ada. ”Tidak ada,” sambungnya.(wir/ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook