Buaya Berkeliaran di Sawah

Kepulauan Meranti | Jumat, 03 November 2023 - 11:45 WIB

Buaya Berkeliaran di Sawah
Sejumlah warga sedang mencari keberadaan buaya yang mengkhawatirkan petani Dusun III Parit Sayang, Desa Bina Maju, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, beberapa hari lalu. (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Petani asal Dusun III Parit Sayang, Desa Bina Maju, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, merasa terancam atas munculnya buaya di sawah yang telah lama mereka garap. 

Munculnya buaya yang berukuran 2 meter tersebut baru diketahui baru-baru ini hingga sempat menggegerkan warga setempat seperti diakui Kepala Desa Bina Maju Zahari kepada wartawan, Kamis (2/10).


Keberadaan buaya liar di daerah tersebut, kata Zahari, memang sudah kerap terlihat. Hanya saja kemunculannya di area persawahan baru-baru ini saja. Kendati demikian, ia tak tahu secara pasti penyebab munculnya buaya di area persawahan itu. “Keberadaan buaya tersebut sudah sering kali dilihat, namun untuk masuk ke sawah baru kali ini. Sepertinya buaya ini masuk dari sungai yang baru digali pemerintah provinsi beberapa waktu lalu,” tuturnya. 

Zahari menjelaskan, saat ini satwa predator tersebut masih berada di area sawah. Ia khawatir jika otoritas terkait tidak cepat dilakukan evakuasi maka akan berpotensi mencelakai warga, apalagi saat ini sedang musim menanam padi.

Kapolsek Rangsang Barat Iptu Roly Irvan MH mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau agar keberadaan buaya tersebut dapat dievakuasi segera. Pasalnya upaya ini sempat dilakukan oleh warga, namun gagal.

“Kita tidak mau kekhawatiran warga berujung terjadinya hal yang tidak diinginkah. Seperti memburu dan membunuh, mengingat buaya itu termasuk hewan yang dilindungi. Atau sebaliknya warga sekitar menjadi korban. Makanya kita berkoordinasi dengan BKSD agar segera melakukan evakuasi terhadap binatang tersebut,” ujarnya.

Roly mengaku, hasil dari koordiansi itu BKSDA bakal turun. Dan pihaknya masih menunggu langkah tersebut.

Selain itu, ia bersama kepala desa setempat, pihaknya telah memasang rambu peringatan di sejumlah titik rawan agar masyarakat tau bahwa lokasi terkait masuk dalam lokasi berbahaya atau kawasan habitat buaya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan mengaku, dirinya belum mendapat laporan terkait buaya di Kepulauan Meranti tersebut.

“Saya belum dapat info. Laporan belum masuk di call center BBKSDA Riau,’” kata Genman saat dikonfirmasi.

Genman menyebutkan, dirinya akan cek dulu informasi tersebut ke jajarannya di daerah. Untuk kawasan Kepulauan Meranti  di bawahi oleh sebuah Bidang Wilayah Konservasi sendiri di bawah BBKSDA Riau.

Adapun Kepala Bidang Wilayah KSDA yang membawai Meranti, Mustafa, belum menjawab upaya konfirmasi wartawan lewat nomor ponselnya. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada informasi terbaru dari BBKSDA Riau.(wir/end)SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Petani asal Dusun III Parit Sayang, Desa Bina Maju, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, merasa terancam atas munculnya buaya di sawah yang telah lama mereka garap. 

Munculnya buaya yang berukuran 2 meter tersebut baru diketahui baru-baru ini hingga sempat menggegerkan warga setempat seperti diakui Kepala Desa Bina Maju Zahari kepada wartawan, Kamis (2/10).

Keberadaan buaya liar di daerah tersebut, kata Zahari, memang sudah kerap terlihat. Hanya saja kemunculannya di area persawahan baru-baru ini saja. Kendati demikian, ia tak tahu secara pasti penyebab munculnya buaya di area persawahan itu. “Keberadaan buaya tersebut sudah sering kali dilihat, namun untuk masuk ke sawah baru kali ini. Sepertinya buaya ini masuk dari sungai yang baru digali pemerintah provinsi beberapa waktu lalu,” tuturnya. 

Zahari menjelaskan, saat ini satwa predator tersebut masih berada di area sawah. Ia khawatir jika otoritas terkait tidak cepat dilakukan evakuasi maka akan berpotensi mencelakai warga, apalagi saat ini sedang musim menanam padi.

Kapolsek Rangsang Barat Iptu Roly Irvan MH mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau agar keberadaan buaya tersebut dapat dievakuasi segera. Pasalnya upaya ini sempat dilakukan oleh warga, namun gagal.

“Kita tidak mau kekhawatiran warga berujung terjadinya hal yang tidak diinginkah. Seperti memburu dan membunuh, mengingat buaya itu termasuk hewan yang dilindungi. Atau sebaliknya warga sekitar menjadi korban. Makanya kita berkoordinasi dengan BKSD agar segera melakukan evakuasi terhadap binatang tersebut,” ujarnya.

Roly mengaku, hasil dari koordiansi itu BKSDA bakal turun. Dan pihaknya masih menunggu langkah tersebut.

Selain itu, ia bersama kepala desa setempat, pihaknya telah memasang rambu peringatan di sejumlah titik rawan agar masyarakat tau bahwa lokasi terkait masuk dalam lokasi berbahaya atau kawasan habitat buaya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan mengaku, dirinya belum mendapat laporan terkait buaya di Kepulauan Meranti tersebut.

“Saya belum dapat info. Laporan belum masuk di call center BBKSDA Riau,’” kata Genman saat dikonfirmasi.

Genman menyebutkan, dirinya akan cek dulu informasi tersebut ke jajarannya di daerah. Untuk kawasan Kepulauan Meranti  di bawahi oleh sebuah Bidang Wilayah Konservasi sendiri di bawah BBKSDA Riau.

Adapun Kepala Bidang Wilayah KSDA yang membawai Meranti, Mustafa, belum menjawab upaya konfirmasi wartawan lewat nomor ponselnya. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada informasi terbaru dari BBKSDA Riau.(wir/end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook