Luput dari Pendataan, 1.161 TKI Tidak Bisa Di-Tracking

Kepulauan Meranti | Jumat, 03 April 2020 - 10:42 WIB

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Sebanyak 1.161 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kepulauan Meranti dari Malaysia luput dari pendataan Gugus Tugas Covid-19 daerah setempat. Informasi itu diketahui setelah Riau Pos menerima perbandingan data yang dikantongi Pemda Tanjungbalai Karimun dan Pemkab Kepulauan Meranti, Kamis (2/4) pagi.

Seperti dilansir Pemda Tanjungbalai Karimun, Kepri hingga 31 Maret, TKI asal Meranti yang pulang melalui daerah mereka tercatat 5.061 orang. Sementara data yang dihimpun Pemkab Meranti hanya 3.900 orang.


Hal ini tidak disangkal Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kepulauan Meranti Fahri SKM kepada Riau Pos, Kamis (2/4) siang.

"Iya data berbeda. Dari pendataan yang dilakukan oleh otoritas perhubungan Tanjungbalai Karimun hingga 31 Maret 2020 lalu sudah 5.061. Sementara kami baru 3.900 dan itu telah ditetapkan sebagai ODP," ungkapnya.

Walu pun demikian, dia punya alasan tersendiri. Menurutnya pendataan yang mereka lakukan berlangsung sejak 17 Maret hingga 21 Maret hanya di jalur internasional. Trayek Malaysia tujuan Selatpanjang. Pendataan ketika itu tidak dilakukan untuk trayek keberangkatan domestik. Spesifiknya untuk perjalanan Malaysia. Tanjungbalai Karimun tujuan Kepulauan Meranti tidak terdata.

"Jadi tidak terdata untuk penumpang domestik. Karena kami kemarin beberapa hari hanya fokus untuk keberangkatan internasional saja. Pendataan untuk jalur domestik baru dilakukan dari 21 Maret hingga saat ini. Sehingga terjadi perbedaan tersebut," ujarnya.

Terhadap sisa 1.161 orang TKi yang luput dari pantauan tersebut ia mengaku tidak bisa di-tracking. Makanya Pemkab Meranti memperkuat sektor dari tingkat bawah, seperti masyarakat setempat dan puskemas agar bisa bekerja sama secara ekstra.

"Ya, kami hanya bisa pasrah saja. Karena ada 1.161 orang dengan jumlah sebanyak itu tentu sangat sulit mencarinya. Terlebih personel kami sangat minim. Kami hanya bisa berharap kerja sama masyarakat. Terlebih pustu dan puskemas harus ekstra kerja keras," ujarnya.

Kedatangan TKI Mulai Menurun
Sebanyak 14 penumpang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia tiba di Pelabuhan Bandar Sri Laksamana (BSL) Bengkalis, Kamis (2/4). Namun jumlahnya sangat menurun. Bahkan dibandingkan sehari sebelumnya yang berjumlah 52 orang, kemarin kurang sepertiganya.

"Kalau kemarin (Rabu, red) 52 orang, hari ini (kemarin, red) hanya 14 orang. Tak sampai sepertiganya," jelas Kadis Perhubungan Bengkalis Djoko Edy Imhar melalui Sekretaris Dinas Perhubungan H Zul Asri.

Zul Asri menjelaskan, 14 penumpang yang sebelum tiba di BSL transit melalui Tanjung Balai Karimun (Kepulauan Riau) itu, tiba di BSL dengan menggunakan 2 kapal berbeda.

"Yakni, Batam Jet 6 sebanyak 2 orang dan keduanya laki-laki. Kemudian Dumai Line 12 sebanyak 12 orang yang seluruhnya juga laki-laki," jelas H Zul Asri.

Sementara ketika ditanya apa hari ini juga bakal masih ada penumpang asal Malaysia yang akan pulang melalui BSL, dia belum bisa memberikan keterangan.

"Belum dapat informasi. Semoga benar-benar tak ada lagi," ujar H Zul Asri, yang sejak beberapa hari terakhir selalu berada di BSL guna ikut memantau kepulangan penumpang dari luar negeri tersebut.

Sebagaimana penumpang sebelumnya yang pulang dari negara terjangkit Covid-19 Malaysia melalui BSL, ke-14 penumpang yang tiba kemarin juga harus menjalani isolasi di rumah atau karantina mandiri selama 14 hari sebagai orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.

Sampai kemarin sesuai data yang dirilis Dinas Kesehatan Bengkalis, jumlah ODP Covid-19 secara keseluruhan (termasuk yang telah selesai pemantauan) sebanyak 3.186 orang. Dari angka itu 3.186 orang itu, sebanyak 2.969 orang atau 93,60 persen merupakan orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan sisanya 203 orang atau 6,40 persen merupakan ODP dengan gejala Covid-19. Berdasarkan jenis kelamin, 3.172 ODP di Kabupaten Bengkalis, 2.401 ODP atau 75,69 persen berjenis kelamin laki-laki.  Sementara sisanya 771 ODP atau 24,31 persen adalah perempuan.

Berdasarkan penyebabnya, dari 3.172 ODP tersebut, sebanyak 2.490 ODP atau 78,50 persen memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit Covid-19, seperti Malaysia. Kemudian, sebanyak 266 ODP atau 8,39 persen merupakan ODP Transmisi Daerah Lokal. Sedangkan sisanya 416 ODP atau 13,11 persen disebabkan kontak langsung.(wir/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook