IMLEK 2573 MASEHI

Pawai dan Perang Air Meranti Kembali Ditiadakan

Kepulauan Meranti | Selasa, 01 Februari 2022 - 10:40 WIB

Pawai dan Perang Air Meranti Kembali Ditiadakan
Pengurus Vihara Sejahtra Sakti Kepulauan Meranti Antoni alias Asa melakukan persiapan menyambut Imlek 2573 Masehi, Senin (31/1/2022) sore. (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG(RIAUPOS.CO) -Sin Cia atau Tionghoa Peranakan Kepulauan Meranti telah melaksanakan segala persiapan untuk menyambut perayaan Imlek 2573 Masehi, Selasa (1/2). Biasanya perayaan dikemas dengan meriah, hingga mampu memikat kehadiran puluhan ribu wisatawan domestik, dan mancanegara di sana.

Seperti Festival Pawai Dewa Co She Kong keliling kelenteng, pemasangan belasan ribu lampion, dan perang air, atau yang lebih dikenal dengan Festival Cian Cui.  Namun untuk tahun ini, sejumlah event yang dimaksud terpaksa kembali ditiadakan untuk mengantisipasi timbulnya kasus baru di tengah pandemi Covid-19 di Kepulauan Meranti.


Walaupun demikian segala sesuatu yang berkaitan warna merah tetap tampak mencolok. Mulai dari baju, hingga ornamen sudut rumah serta kelenteng di Pusat Kabupaten Kepulauan Meranti. Bahkan ciri khas bertepatan dengan hari tersebut juga mulai identik oleh keriuhan suara petasan yang dibakar secara mandiri hingga kelompok masyarakat setempat. Walau tidak seperti tahun sebelumnya.

Tidak lupa lampion atau lentera terpasang di setiap klenteng di sana. Begitu juga wadah cuci tangan dan thermogun. Demikian terlihat di Vihara Sejahtra Sakti yang menjadi klenteng tertua di Kabupaten Kepulauan Meranti, Jalan A Yani Selatpanjang.

"Persiapan telah kami lakukan sejak awal Januari. Seperti bersih-bersih hingga pemasangan segala keperluan. Pemasangan lampu, dan persiapan thermogun, fasilitas untik pencuci tangan semua sudah ada. Bahkan besok (hari ini, red) kami beserta Satgas Covid-19 akan mendirikan posko vaksinasi di depan klenteng ini. Dari tanggal 1 sampai 6 Februari 2022," ungkap pengurus klenteng, Antoni alias Asa sebagai penjaga klenteng kepada Riau Pos, Senin (31/1) sore.

Menurutnya persiapan tidak kalah berbeda walaupun sejumlah event seperti Pawai Dewa Co She Kong tidak dilaksanakan.

"Tak jauh beda. Jadi untuk jam dua belas malam langsung kami buka kelenteng untuk ibadah pada warga," ujarnya.

Rindu dengan Sejumlah Event Rutin
Paguyuban Tionghoa Kepulauan Meranti bersama unsur terkait telah sepakat untuk meniadakan sejumlah helat rutin. Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepulauan Meranti Wanandi Salim alias Aan kepada wartawan.

"Persiapan dan kesepakatan telah dilakukan. Tentunya harus benar-benar menjadi rumusan agar tidak memperburuk situasi. Kita harus menahan diri agar wabah ini segera berlalu. Untuk itu Imlek kali ini tentu tidak semeriah dua tahun lalu. Karena ada pembatasan sehingga sejumlah kegiatan ditiadakan," ujarnya.

Adapun kebiasaan perayaan Imlek yang ditiadakan meliputi, perang air atau cian cui, hingga pawai Dewa Co She Kong keliling kelenteng. Selain cian cui, sejarahnya kepercayaan untuk menyambut Dewa Cho Se Kong cukup menjadi daya tarik tersendiri di Meranti. Dan itu dilakukan mulai H+5 Perayaan Imlek di Vihara (klenteng) Sejahtera Sakti yang berada di jalan Ahmad Yani Selatpanjang, mulai pukul 19.00 waktu setempat hingga dengan subuh.

Sehari setelah itu menjadi puncak pelaksanaan ibadah tersebut. Yakni menyambut HUT Dewa Cho Se Kong. Di mana akan dilakukan dengan mengarak dewa ini bersama dewa-dewi pengiring lainnya menuju ke 23 vihara yang ada di Kota Selatpanjang.

"Bupati tadinya ingin kegiatan ini dilaksanakan. Kami juga ingin seperti itu. Tapi aturannya tidak boleh, makanya kita harus patuh untuk menjaga situasi tetap aman dari pandemi. Keputusan itu datang dari pemerintah pusat. Sebagai langkah antisipasi sebaran Covid," ungkapnya.

Sementara itu, untuk pelaksanaan ibadah tetap dilakukan di masing-masing klenteng, namun harus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mulai menyediakan alat ukur suhu tubuh, cuci tangan, mengenakan masker dan jaga jarak.

"Harus menjaga prokes. Agar itu berjalan baik, nantinya setiap kelenteng diwajibkan membentuk panitia internal agar dapat mengatur setiap pelaksanaan ibadah," ungkapnya.

Jawaban sama juga disampaikan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH. Ia mengaku rindu akan event yang dimaksud. Terlebih dampaknya terhadap ekonomi warga.

"Kita inginkan itu. Jika acara itu bisa kita laksanakan  akan ada puluhan ribu wisatawan yang hadir. Tapi pandemi belum selesai. Malah sekarang ini sudah ada varian baru seperti Omicron. Itu yang harus kita jaga. Jangan sampai setelah perayaan timbul kasus-kasus ini," ungkapnya.

Menurutnya Meranti masih bertahan dengan nol sebaran kasus baru. Dan vaksinasi sudah hampir 80 persen. Untuk itu ia tidak ingin mengambil risiko sekecil mungkin.

"Makanya kami putuskan itu. Sambil mempersiapkan event besar di tahun depan. Makanya semua harus patuh prokes dan vaksin jangan sampai ada kasus baru. Karema ekonomi kita sudah mulai bagus ini. Kalau ada, abis kita," ungkapnya.(wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook