BANGKINANG (RIAUPOS.CO) -- Tahun ini, Tim Khusus Replanting Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Kampar meningkatkan target peremajaan (replanting ) kepala sawit dua kali lipat menjadi 4.500 haktare (ha). Namun hingga kini minat petani sangat rendah.
"Kami sudah sosialisasi juga, namun minat lewat swadaya ini sangat rendah. Pada 2019 lalu baru satu. Awalnya 74 ha, turun lagi," sebut Tamrin, Sekretaris Tim Khusus Replanting Disbun Kampar, belum lama ini.
Sepanjang 2019, Tim Khusus Replanting berhasil memfasilitasi peremajaan (replanting) seluas 2.380 hektare (ha) kebun kelapa sawit. Dari jumlah itu, baik yang sudah masuk tahap eksekusi pada 2019 dan rencana 2020, sangat sedikit mengajukan secara swadaya.
Tamrin menyebut, pengajuan replanting secara swadaya ini ditujukan bagi para petani mandiri atau dari kelompok tani. Namun peminatnya masih rendah.
Menurut Tamrin, petani terutama petani mandiri, sangat rugi bila menunda replanting. Sebab beberapa kebun sawit yang sedang disasar untuk proses replanting sudah tidak produktif lagi. Selain itu bantuan untuk replanting itu sudah disediakan oleh pemerintah. Anggaran tersebut bersumber dari pajak CPO. Untuk persyaratannya tidak sulit. Namun menurutnya baru akan sulit kalau tidak dimulai secepatnya.
Kendati sebatas proyeksi, tahun ini sudah ada 666 ha kebun sawit yang berada di kawasan Kecamatan Bangkinang dan Tapung akan melakukan replanting secara swadaya. Namun jumlah luas itu belum sebanding dengan potensi luas kebun sawit yang akan direplanting, yakni 4.500 ha.
Dari total 4.500 ha target replanting, seluas 3.900 ha kebun sawit itu berada di kawasan Tapung Raya. Tim Khusus Replanting Disbun Kabupaten Kampar berharap akan lebih banyak pengajuan replanting secara swadaya. Semakin cepat semakin baik, karena sangat erat kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan petani sawit sendiri.(zed)
Laporan Hendrawan, Bangkinang