KISAH RISKA, GADIS CANTIK PENDERITA TUMOR GANAS

Tak Ada Biaya, Pemain Voli Andalan Sekolah Itu Terancam Amputasi

Kampar | Selasa, 28 Januari 2020 - 17:48 WIB

Tak Ada Biaya, Pemain Voli Andalan Sekolah Itu Terancam Amputasi
Riska, gadis cantik penderita tumor ganas di lutut kanan. (ISTIMEWA)

Sejak mendengarkan ada alumninya perlu bantuan pengobatan, kini Syukur bersama kawan-kawan alumni lainnya mulai melakukan penggalangan dana. Syukur sendiri pula yang memastikan langsung bahwa keluarga Riska memang tidak mampu dan tidak memiliki biaya untuk berobat.

Karena ketiadaan biaya itu pula menurut Syukur, kaki Riska terancam diamputasi. Syukur mengaku kesal dengan informasi amputasi ini, yang menurutnya sangat memukul batin Riska dan keluarganya.


Menurut Syukur, sudah cukuplah mereka susah, jangan disusahkan lagi dengan informasi yang membuat pilu seperti itu. Syukur dan kawan-kawan yakin, ada peruntungan lebih baik bagi Riska bila dibawa berobat ke Jakarta.

Kehidupan orang tua Riska memang belum beruntung. Keduanya hanyalah penyadap karet. Kebun mereka tidak pula berada di tepi rumahnya di Lipatkain. Mereka perlu menempuh jarak puluhan kilometer ke Hulu Subayang, di Kamparkiri Hulu. Untuk menyadap saja, mereka tidak bisa balik hari ke rumah kecilnya yang terbuat dari kayu di Lipatkain itu. Kadang harus bermalam berhari-hari.  

Beberapa tahun terakhir ekonomi keluarga ini makin terpukul, terutama sejak harga karet yang terjun bebas. Kehidupan mereka semakin berat. Karena di rumah, tanggungan mereka tidak hanya Riska, tapi masih ada enam orang anak lainnya yang perlu diberi makan dan diberi biaya sekolah. Kondisi Riska yang hanya bisa terbaring di rumah membuat kedua orang tuanya makin pedih.

Riska memang hampir tidak bisa apa-apa lagi saat ini karena kondisi kakinya yang membengkak itu. Gadis kelahiran Batu Sanggan, Kamparkiri Hulu ini hanya bisa mengeluh, sesekali mengerang menanggung sakitnya. Sejak September 2019 lalu dirinya bahkan tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas. Untung saat ujian, para gurunya di SMAN 1 Kamparkiri sangat peduli dan cekatan. Hingga Riska bisa tetap ujian di rumah.

Syukur dan kawan-kawan yang kini mengusahakan pengobatan Riska mengaku bantuan memang sudah mulai satu-satu datang. Bahkan menurutnya Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar juga sudah menjenguk. Hanya saja, urusan berobat ke Jakarta bukan soal antar lalu pulang.

"Kita bicara mengantarkan orang operasi, tentu ada yang bergantian menjenguknya. Mungkin tidak hanya operasi, bisa saja ada perlu kontrol. Ini semua soal biaya. Belum lagi kalau yang dampingi kedua orang tuanya, otomoatis ekonomi keluarga ini terhenti. Saudara-saudari Riska yang enam orang tidak mungkin tidak makan. Makanya, uluran tangan dari kita semua sangat diperlukan," tutup Syukur. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook