Waspada, Air Waduk PLTA di Atas Normal

Kampar | Senin, 09 Desember 2019 - 09:48 WIB

Waspada, Air Waduk PLTA di Atas Normal
Kondisi waduk PLTA Koto Panjang saat masih normal. Hujan deras sejak akhir November lalu hingga awal bulan ini membuat elevasi waduk sudah di atas normal. Masyarakat di bantaran Sungai Kampar diminta waspada.(BAYU SAPUTRA/RIAU POS)

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) -- ELEVASI waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang terus meningkat. Hujan deras yang terus melanda sejak akhir November lalu hingga awal bulan ini membuat volume air terus naik. Pantauan pengelola waduk PLTA Koto Panjang, kenaikan cukup signifikan mulai terjadi Kamis (5/12) lalu. Ketika itu elevasi waduk terpantau pada level 80.80 mdpl.

Air terus meningkat pada akhir pekan ini. Sekitar pukul 11.00 WIB pada Sabtu (6/12) lalu terjadi kenaikan tipis, elevasi terpantau pada posisi 81.00 mdpl. Beberapa jam berikutnya, tepatnya pukul 16.00 WIB pada hari yang sama, elevasi berangsur naik lagi ke level 81.22 mdpl. Pada waktu itu tercatat outflow berkisar pada 231.51 m3/s dan Inflow berada kisaran 539.08 m3/s.


Manajer PLTA Koto Panjang Cecep dan timnya kembali memperbaharui informasi kondisi elevasi waduk PLTA, Ahad (8/12) siang. Data terakhir yang didapat wartawan sekitar pukul 14.00 WIB, elevasi mencapai 81.80 mdpl. Telah terjadi sedikit peningkatan dibanding hari sebelumnya dengan outflow saat ini berada pada kisaran 185.59 m3/s dan inflow 800.73 m3/s.

"Elevasi minimum 73.50 mdpl, elevasi normal 80.5 mdpl dan maksimum berada pada level 84.00 mdpl. Posisi saat ini memang sedikit di atas normal. Warga yang beraktivitas di sepanjang aliran Sungai Kampar kami minta waspada. Karena saat ini sudah masuk musim penghujan dan beberapa titik daerah di hulu dalam beberapa waktu lalu sudah mengalami elevasi sungai yang di luar batas normal," sebut Cecep.

Manajemen PLTA Koto Panjang baru akan melakukan pelepasan air atau pembukaan pintu spillway bila kondisi elevasi waduk sudah sesuai dengan  standard operating procedure (SOP) yang ada. Sesuai SOP, pintu spillway baru akan dibuka saat elevasi berada pada level 83.00 mdpl dengan inflow lebih besar dari 1000 m3/s. Kondisi elevasi dan inflow air ke waduk saat ini belum memenuhi unsur tersebut.

"Pembukaan pintu spillway selalu didahului dengan pemberitahuan kepada warga dan juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kampar," tutup Cecep.

Memang jika pintu PLTA Koto Panjang dibuka lebih besar, maka berpotensi terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Kampar. Antara lain di Kecamatan Kampar dan Kecamatan Siak Hulu.

Banjir di Mana-Mana
Kejadian bencana hidrometeorologis berupa hujan disertai angin kencang serta banjir mulai banyak terjadi di wilayah Indonesia.  Ahad (8/12) Kejadian Hujan disertai angin kencang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pusdalops BPBD DIY melaporkan hujan disertai angin kencang terjadi pada Ahad (8/12) sekitar pukul 20.30 WIB.

Sebelumnya, hujan yang disertai angin kencang pada pukul 13.00 WIB melanda 125 titik di 28 Kecamatan, 4 Kabupaten dan 1 Kota, wilayah DIY. Di Kabupaten Sleman angin kencang mengakibatkan 61 buah pohon tumbang, merusak 32 unit rumah.  Akses jalan tertutup di 8 titik. Listrik putus dilaporkan terjadi di 7 titik. Kerusakan jaringan telepon juga dilaporkan terjadi di 3 titik. Angin kencang juga merusak beberapa bangunan fasilitas umum dan melukai 2 orang.  

Di Kabupaten Bantul, lokasi terdampak berada di 43 titik di 4 kecamatan. 41 Pohon tumbang, akses jalan terputus 17 titik, jaringan listrik rusak 10 titik, rumah rusak 12 unit, jaringan telpon dan beberapan fasiltias pemerintahan dan bangunan roboh.  

Di Gunung Kidul, 3 Pohon tumbang dan beberapa fasilitas rusak. Sementara di Kota Yogyakarta, 19 titik di 8 kecamatan terdampak dengan 3 unit rumah rusak, 14 batang pohon tumbang dan kerusakan jaringan irigasi, listrik, dan telepon.

Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo mengungkapkan, proses Penanganan sementara dihentikan dilanjutkan hari ini (9/12). "Penanganan sejauh ini dengan pemotongan pohon, pembersihan jalan dan evakuasi korban," jelasnya.

Banjir juga terjadi di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Sigi di Desa Poi Kecamatan Dolo Selatan. Hujan yang melanda sejak Pukul 02.30 Wita mengakibatkan aliran air yang bergemuruh cukup keras membawa material lumpur, kayu serta bebatuan.  Dilaporkan sekitar 11 unit rumah terendam material lumpur. Beberapa penduduk juga mulai mengungsi.

"Mengantisipasi curah hujan yg semakin tinggi, akan dilaksanakan relokasi thd 281 KK/ 1.026 jiwa," jelasnya.

Selain itu banjir dalam beberapa hari terakhir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi NAD. Terjadi kemarina 09.55 WIB.  Banjir melanda 16 desa dalam Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, namun ketinggian air sudah menurun dari sebelumnya.

Tedampak 16 Desa dengan jumlah sekitar 4.464 Kepala Keluarga (KK) atay sekitar 22.672 jiwa. Hingga saat ini Agus Wibowo menyebut bahwa belum ada dilaporkan korban jiwa namun masyarakat diharap berhati-hati terhadap bencana banjir di musim hujan ini.(tau/jpg/ted)

Laporan: HENDRAWAN

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook