BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten Kampar menetapkan siaga banjir dan tanah longsor mulai 26 Agustus sampai 31 Desember 2021. Penetapan ini berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru tentang kondisi cuaca di Kabupaten Kampar yang mengalami musim hujan yang berpotensi terjadi banjir dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Dedy Sambudi menjelaskan, penetapan Kampar siaga banjir dan tanah longsor berdasarkan SK Bupati Kampar Nomor 362-547/VII/2021 tentang penetapan siaga banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kampar 2021. Ini berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG yang sudah memasuki musim hujan yang berpotensi banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kampar.
"Daerah yang rawan banjir di bantaran Sungai Kampar mulai dari Kuok sampai Teratak Buluh. Kalau di bantaran Sungai Subayang mulai dari Kamparkiri Hulu sampai Kamparkiri. Karena itu bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar dan Sungai Subayang untuk selalu waspada musim hujan yang berpotensi banjir," jelas Dedy Sambudi, Ahad (6/11).
Dedy Sambudi menambahkan, penetapan siaga banjir dan tanah longsor mencabut peneetapan siaga kebakaran lahan dan hutan (karhutla). Karena itu, melakukan pendataan dan monitoring lokasi rawan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kampar. Melakukan antisipasi untuk pengurangan risiko dampak banjir dan tanah longsor.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru Ramlan menjelaskan, untuk cuaca ekstrem tahun ini ada namanya fenomena LaNina yaitu peningkatan hujan pada musim hujan. Di Riau di perkirakan pada November dan Desember puncak musim hujan. Walaupun Agustus dan Oktober sudah memasuki musim hujan pada beberapa wilayah.
"Saat puncak musim hujan di beberapa wilayah berbeda dampaknya, kalau daerah pesisir ada peningkatan air pasang, kalau di daerah sungai terjadinya banjir. Kalau daerah perbukitan terjadi longsor dan banjir bandang. Perlu diantisipasi ke depannya," jelas Ramlan belum lama ini
Ramlan menambahkan, masyarakat mulai memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, informasi yang disampaikan dari media sosial dan pesan berantai lainnya dan situs yang resmi. "Kami juga sampai informasi cuaca ke BPBD. BMKG memberikan informasi curah hujannya, wilayah mana yang lebih curah hujannya dari yang biasa kita sampaikan ke BPBD dan memberikan peringatan kepada sebenarnya kami juga prediksi wilayah-wilayah mana yang potensi banjir.
"Untuk lebih jelasnya BPBD yang lebih tahu daerah mana saja yang potensi banjir. Terkadang hujan besar tidak selalu banjir karena tidak pengaruhi hujan besar. Harus melihat lingkungan sekitar nya daerah drainase nya lancar dan daerah dataran rendah tentu dampaknya berbeda-beda. Walaupun curah hujan besar tidak terjadi banjir," jelas Ramlan.(kom)