TAPUNG (RIAUPOS.CO) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Siak melaksanakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan perekomian masyarakat, salah satunya di sektor Pertanian bidang holtikultura. Program Kolaborasi yang diberi tajuk Senama Nenek Bersemi ini memiliki visi menjadikan lahan desa yang kurang produktif menjadi kebun desa yang memiliki hasil bumi beraneka ragam buah dan palawija.
Sebagai langkah awal, PHE Siak melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengadakan pelatihan budidaya semangka dan palawija serta melakukan penanaman 1500 pohon di Desa Senama Nenek, Kec. Tapung Hulu, Kab. Kampar, Riau, pada Sabtu (5/8/2023).
Peserta pelatihan kali ini diikuti oleh Kelompok Tani Palawija dan Kelompok Tani Semangka yang berjumlah 20 orang. Jenis pohon yang ditanam dipilih lebih banyak pohon buah, seperti pohon durian, pohon matoa dan pohon rambutan. Kegiatan dilaksanakan bersama Pemerintah Desa Senama Nenek, Mahasiswa KKN Universitas Riau (UNRI) dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.
Acara dihadiri Kepala Desa Senama Nenek, Abdoel Rahman Chan, dan jajaran perangkat desa, serta Superintendent General Support PHE Siak, Akbar Pradima, dan tim Communication Relations & CID PHE Siak. Hadir juga narasumber pelatihan dari Penyuluh Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Tumbuhan Holtikultura Provinsi Riau, Ir. Abdus Salim Wibowo, Pelaku usaha budidaya semangka, Amara Jaya Fachrul Aziz, dan Dosen Fakultas Pertanian UNRI, M. Haidar Daulay.
Dalam sambutannya, Superintendent General Support PHE Siak, Akbar Pradima, mengatakan Progam Senama Nenek Bersemi ini adalah bukti nyata keharmonisan PHE Siak dan Desa Senama Nenek.
"Operasional PHE Siak dapat berjalan berdampingan dengan masyarakat, program TJSL ini salah satu bentuk kepedulian kami. Harapannya setelah pelatihan, Bapak-Bapak yang sudah terbiasa bertani, wawasannya bertambah. Sehingga panen lebih sukses, menjadi sumber penghasilan bagi kelompok tani desa, dan meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Akbar.
Kepala Desa Senama Nenek, Abdoel Rahman Chan, menyampaikan terkait visi Kebun Desa Senama Nenek Bersemi.
“Pada tahun 2022 kami coba tanam semangka dan palawija di lahan desa ini dan berhasil panen, namun harga jatuh. Ibaratnya di hulu bagus, tapi di hilir kami kurang. Pelatihan ini memberikan manfaat kepada kami terkait pembinaan dari hulu ke hilir,” ungkapnya. Jika pada tahun sebelumnya hasil panen uji coba ini dibagi gratis ke penduduk desa, pada tahun ini diproyeksikan punya nilai jual yang hasilnya masuk ke BUMDes atau kas desa.
Tahun 2023 ini dengan semangat baru dalam naungan program Kebun Desa Senama Nenek Bersemi, lahan akan dikerjakan dengan teknik wanatani (agroforesty) dengan produk unggulan semangka. Materi pelatihan wanatani disampaikan Dosen Pertanian UNRI, M. Haidar Daulay.
"Lahan bisa maksimal dengan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian sekaligus. Dua hal yang terpenting adalah pemilihan jenis tanaman dan jarak tanam. Apa yang dilakukan di kebun desa dengan teknik tumpang sari menurutnya sudah tepat, hanya perlu diatur jaraknya,” ungkapnya.
Secara teknis untuk menghasilkan semangka yang manis dan tahan lama dijelaskan secara jelas oleh Abdus Salim. Peserta makin antusias ketika masuk ke sesi "hilir" yakni belajar pada pelaku usaha yang budidaya semangka dan pemasarannya terbilang berhasil, yakni Fachrul Aziz. Dia merupakan _local heroes_ yang membawa Kelompok Tani Semangka Pekanbaru menjadi penghasil semangka terbesar di Riau.
Tanya jawab mengalir tak hanya seputar teori tapi juga aplikasi di lahan seperti pupuk apa yang baik, jam pemberiannya dan cara menyemai bibitnya. Soal pemasaran juga detail ditanyakan karena petani khawatir tidak ada yang menampung.
"Pasarnya ada pak, permintaan semangka di Pekanbaru banyak, tapi pasokannya kurang. Saya siap bantu buka rantai pemasarannya," janji Aziz.
Editor: Eka G Putra