CSR PHE SIAK DI KEPENGHULUAN RANTAU BAIS

​​​​​​​“Intervensi Berbuah Prestasi”

Feature | Selasa, 31 Oktober 2023 - 23:45 WIB

​​​​​​​“Intervensi Berbuah Prestasi”
Seorang pegawai Pertamina-PHE Siak menyapa ramah dan berbincang dengan sejumlah pelajar yang sedang menikmati waktu istirahat di bawah pohon rindang dan suasana yang asri di SMP Negeri 2 Tanah Putih, pekan lalu. (ZULFADLI/RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


Pepohonan yang rindang membuat suasana terasa teduh dan angin berembus sejuk di halaman SMP Negeri 2 Tanah Putih. Para pelajar belia tampak betah duduk di teras depan kelas, memanfatkan waktu istirahat sambil bercerita satu sama lain. Sebagian siswa bermain dan bercanda sambil berlarian, ada pula yang memilih membeli jajanan berupa bakso bakar, ayam pop dan gorengan di kantin sekolah, Rabu (25/10/2023).

Laporan: ZULFADHLI, Bagansiapiapi

SUASANA asri memang selalu terasa di sekolah yang dulunya berawal dari sebuah yayasan tersebut. Aneka tanaman seperti tabebuya, mangga, ketapang, pohon pinang dan lain-lain bertenger dengan kokoh. Tempat sampah yang disusun dengan peruntukkan sampah plastik, organik berjejer rapi. Sehingga membuat mata tak bosan untuk memandang.

Sementara di bagian atas dari selasar antarkelas terpampang sejumlah plang yang berisikan berbagai kalimat motivasi dan ajakan untuk peduli terhadap lingkungan yang bersih dan nyaman.

Sebuah lapangan yang cukup luas, yang biasanya dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan upacara terhubung langsung dengan lapangan yang lebih luas, sebagai tempat berolahraga. Di bagian pinggir lapangan yang selurus mengikuti alur dari kelas, berbaris aneka pohon yang cukup tinggi menandakan bahwa sudah berusia cukup lama. Ini menjadi penanda bahwa kesadaran terhadap lingkungan memang sudah lama dilakoni oleh warga sekolah itu.

Dengan kepedulian yang tinggi terhadap upaya pelestarian lingkungan lewat menggalakkan berbagai langkah ditopang dukungan yang konsisten dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Siak membuat sekolah yang berada di ceruk dusun di Kepenghuluan (Desa) Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir (Rohil) ini mampu berbicara di tingkat nasional dengan menyabet penghargaan Adiwiyata Nasional 2023.

Pencapaian itu membuat kalangan guru dan siswa sekolah semringah. Mereka pun mengelar syukuran dengan mengundang sejumlah pihak dari PHE Siak.

Syukuran yang sederhana ditandai dengan pemotongan tumpeng, makan dan doa bersama serta dilanjutkan dengann aksi penanaman tanaman buah di halaman sekolah. Untuk buah yang ditanam kali ini berupa durian yang panjangnya sudah mencapai hampir setinggi dada orang dewasa. Di sela aksi penanaman tersebut, sejumlah wartawan yang hadir berkelakar agar pada saat panen durian nanti jangan lupa mengundang mereka kembali. Hal itu sukses membuat yang hadir tertawa.

Kesan yang akrab memang nampak pada saat berlangsungnya rangkaian kegiatan syukuran yang dihadiri Senior Operator PHE Siak Suprianto, Kepsek SMP Negeri 2 Tanah Putih Memed Widodo, UPTD Disdik Tanah Putih Musri SPd MPd, Comrel & CID Pertamina zona I PHE Siak, Renita Yulia Kuswindriati, Public Relation PT PHE Siak Puspita Adiyani, dan sejumlah tokoh.

 

Berawal dari Impian Ninik Mamak

Keberhasilan meraih Adiwiyata untuk sekolah yang letaknya cukup jauh, bila ditempuh dari ibukota Rohil yakni Bagansiapiapi dibutuhkan waktu tempuh dua jam lebih memang mmenghadirkan rasa bangga tersendiri bagi pihak sekolah maupun masyarakat setempat.

Sekolah itu awalnya cikal bakal dari yayasan bernama Ya’Nikmat yang dikelola oleh ninik mamak setempat.

Para ninik mamak saat itu tidak memasang target muluk-muluk terkait dengan pendirian yayasan, yang penting bagaimana anak-anak di daerah itu dapat mengenyam pendidikan meskipun belum merupakan sekolah negeri. Hal itu sebagai menyikapi bahwa akses ke sekolah yang tersedia di tingkat kecamatan saat itu sangat jauh untuk dicapai.

Seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhan terhadap akses pendidikan bagi anak-anak di kepenghuluan yang kental dengan nuansa Melayu tersebut, akhirnya berkembang menjadi lokal jauh dari SMP Negeri I Sedinginan.

“Jaraknya memang sangat jauh dan membuat sebagian siswa sulit kalau ke Sedinginan, lebih kurang 25 kilometer,” ujar Kepsek SMP Negeri 2 Tanah Putih, Memed Wibowo SPd,.

Dengan keberadaan lokal jauh terus mengalami peningkatan menjadi SMP Negeri 6 Tanah Putih. Belakangan ketika ada pemekaran kecamatan dan kepenghuluan, berubah menjadi SMP Negeri 3 Tanah Putih dan akhirnya menjadi SMP Negeri 2 Tanah Putih sampai sekarang.

Sebagai daerah yang menjadi salah satu operasional dari wilayah kerja Pertamina-PHE Siak, PHE Siak terang Memed, jauh-jauh hari sudah memberikan perhatian terhadap keberadaan sekolah tersebut.

Pada 2017 sudah mulai masuk bantuan untuk sekolah seperti aula, green house serta penanaman pohon. Bantuan tersebut tak berhenti, dimana ada bantuan panel surya untuk pengunaan tenaga listerik alternatif jika aliran listrik dari PLN mati.

Berbekal dukungan yang terus bergulir itu membuat sekolah terus berbenah, termasuk komitmen pada lingkungan.

Sampai pada akhirnya menerima penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional yang diterima dari Kementerian LHK RI di Jakarta pada tahun ini.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada PHE Siak sebagai pihak yang selama ini selalu support kami, dalam mewujudkan lingkungan yang asri, hijau dan suasana itu terasa baik di dalam maupun di luar pada saat kegiatan belajar mengajar,” katanya.

Dengan pencapaian itu masih menurut Memed tentu saja tidak boleh membuat merasa jemawa. Ia kembali mengingatkan agar dengan pencapaian itu tidak mudah berpuas diri.

“Karena tak kalah pentingnya bagaimana menjaga prestasi dari pengalaman yang sudah ada, jangan hanya sebatas meraih Adiwiyata saja setelah itu pohon-pohon mati, tidak dipedulikan,” katanya mengingatkan.

 

Prestasi yang Membanggakan

Comrel & CID Pertamina zona I PHE Siak, Renita Yulia Kuswindriati menilai keasrian lingkungan di sekolah memang semakin bagus.

Keseriusan terhadap isu lingkungan terus ditunjukkan pihak sekolah, yang dibuktikan dengan meraih penghargaan Adiwiyata dengan jenjang yang terus membaik.

“Mulai dari tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat nasional. Alhamdulillah ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan, mudah-mudahan bisa dijaga terus, lebih tingkatkan lagi,” ujar Renita.

Apresiasi juga disampaikan Pengawas UPTD Disdik Tanah Putih Musri SPd MPd, sekaligus mewakili dari Disdik Rohil.

Alhamdulillah sekolah ini ternyata sudah sampai pada level nasional, tentunya ini merupakan prestasi yang sangat besar diluar dari dugaan banyak orang. Alhamdulillah dengan dukungan PHE, DLH dan semua pihak akhirnya sampai pada pencapaian saat ini,” katanya.

Menurut Musri rasa bangga pantas dirasakan karena mengingat tidak semua sekolah di Rohil bisa mencapai prestasi mentereng tersebut. Terlebih sebagai sebuah sekolah yang berada di kampung.

“Karena itu rasanya memang tepat kalau hal ini disyukuri,” katanya.

Ia mengharapkan agar perusahaan tidak hanya berhenti pada dukungan yang telah diberikan sejauh ini, tapi bagaimana terus mendorong agar kiprah sekolah khususnya bisa meningkat lebih baik lagi.

Dirinya mengaku tak menyangka bahwa salah satu sekolah di lingkungan Kecamatan Tanah Putih berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Nasional. Penghargaan itu memang dinilai cukup bergengsi di lingkungan sekolah. Bahkan ada kesan  setiap tahunnya sekolah-sekolah mempersiapkan diri dan berlomba-lomba agar dapat menjadi salah satu sekolah Adiwiyata. Tentu saja pencapaian itu hematnya harus dicapai secara berjenjang yang dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi sampai nasional.

Musri menyampaikan terima kasih atas dedikasi dari pihak sekolah serta pihak-pihak yang turut membantu seperti dari PHE Siak. Bahkan menurutnya kepedulian seperti itu menjadi contoh yang baik sehingga diharapkan ada lagi pihak lain yang mau memberikan kontribusi sama untuk pengembangan yang diperlukan, khususnya di dunia pendidikan.

Senior Operator PHE Siak Suprianto membenarkan bahwa SMP Negeri 2 Rantau Bais merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan dukungan dari PHE Siak.

"Dengan dukungan itu sebagai sekolah binaan PHE Siak," katanya.

Suprianto menjelaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari CSR dan dukungan PHE Siak di wilayah operasional. Menurutnya dengan pencapaian sekolah itu selain membanggakan pihak sekolah juga memberikan kebanggaan bagi PHE Siak karena dukungan yang telah diberikan selama ini menghasilkan prestasi yang baik bahkan mencapai level nasional.

Program Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (LHK RI) untuk mendorong terciptanya lingkungan sekaligus kesadaran warga sekolah terhadap pelestarian lingkungan.

Saat ini, (2023) hanya dua sekolah yang berhasil menyabet Adiwiyata Nasional se-Rohil yakni SMP Negeri 2 Tanah Putih di Rantau Bais dan SMP Negeri I Bangko di Kota Bagansiapiapi.

“Ini merupakan hasil penilaian yang disampaikan oleh Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan (Puslatmas PGL) Kementerian Lingkungan Hidup dn Kehutanan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohil Suwandi SSos melalui Fungsional Penyuluh Lingkungan Hidup Khairul Amri, ST MSi, Selasa (31/10/2023) di Bagansiapiapi.

Hasil penilaian yang diperoleh bahwa dari empat sekolah Adiwiyata Nasional dan satu Sekolah Adiwiyata Mandiri yang diusulkan dari Kabupaten Rohil, hanya ada dua sekolah Adiwiyata Nasional yang berhasil lolos penilaian yaitu SMPN 1 Bangko dan SMPN 2 Tanah Putih.

“Dengan demikian Kabupaten Rohil telah memiliki 21 Sekolah Adiwiyata Nasional. 49 sekolah Adiwiyata Propinsi dan 42 sekolah Adiwiyata kabupaten,” tambah Khairul.

Keberadaan sekolah Adiwiyata sendiri dipandang menjadi hal yang penting karena secara tak langsung mengajarkan generasi muda kalangan pelajar untuk memiliki kepedulian terhadap isu-isu lingkungan yang akan memberikan dampak untuk terbiasa menjaga lingkungan bersih, aksi penghijauan, penanaman pohon atau pemanfaatan lingkungan, dan sebagainya.

Menurut Khairul sekolah berupaya untuk memenuhi berbagai standar terkait dengan program Adiwiyata dan hal itu tidak menutup kemungkinan dengan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dari kalangan perusahaan. Dukungan yang positif diharapkan menjadi stimulus terhadap keberadaan dunia pendidikan yang lebih optimal lagi.

Sementara dari DLH, terangnya, juga berperan dalam hal seperti memberikan pendampingan terhadap sekolah yang berkomitmen tinggi untuk menjadi sekolah peduli lingkungan. Pembinaan yang intens, tambahnya, telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, secara khusus sejak bergulirnya program Adiwiyata sekolah.

“Sejak tahun 2014 DLH sudah berhasil membina 100 lebih sekolah baik untuk kategori Adiwiyata tingkat Kabupaten, propinsi maupun nasional,” kata pria yang juga merupakan pengurus di Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Rohil ini.

 

 

PHE Siak Peduli Berbagai Bidang

Kepedulian terhadap dunia kependidikan itu  tak hanya menyasar untuk SMP Negeri 2 Tanah Putih saja. Tak jauh dari keberadaan sekolah itu terdapat sebuah Kelompok Bermain (KB) Al Munawarrah yang turut menjadi pihak yang dibantu lewat program CSR PHE Siak.

KB Al Munawarrah yang merupakan KB pertama di Rantau Bais itu telah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung yang ramah dan mendorong kebutuhan motorik yang baik bagi anak.

Ketua Yayasan Pengelola KB Al Munawarah M Rahman didampingi sejumlah guru menyebutkan keberadaan KB yang berjalan masuk tahun ke-lima itu uterus mendapatkan dukungan sarana prasarana, fasilitas dari PHE Siak.

“Alhamdulillah sampai hari ini tercukupi fasilitas, sarana prasarana yang diperlukan,” kata pria berkulit putih ini.

Ia menyebutkan fasilitas dimaksud seperti alat permainan indoor, outdoor, perosotan, ayunan, puzzle karpet, Air Conditioner (AC). Berikutnya bantuan buku-buku edukasi.

Sementara guna meningkatkan kapasitas guru, tenaga pendidik yang ada dilakukan pemberian bimtek dengan mengundang narasumber yang kompeten di bidangnya.

Dukungan yang diberikan PHE itu menjadi pelengkap yang semakin membuat KB semakin prima untuk memberikan edukasi sesuai dengan usia anak-anak yang terhimpun di dalamnya. Keseluruhan, mulai dari luar, halaman sampai ke ruangan dari KB terlihat sangat nyaman untuk ukuran KB seperti biasanya.

Menariknya sejauh ini untuk gaji para tenaga pendidik sebanyak enam orang dan ketua yayasan tidak dipungut dari siswa, namun ditalangi dari kepenghuluan. Sesuai dengan rembuk warga tercapai kesepakatan bahwa gaji guru dibayarkan dari desa. Semakin lengkaplah kemudahan bagi peserta KB menjalani masa usia emas di tempat tersebut.

Beralih dari dunia pendidikan, PHE Siak tak luput memberikan bantuan yang berdasarkan pada pendekatan berbasiskan pada lingkungan, yakni memberikan bantuan ternak berupa enam ekor sapi bagi masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Ternak Sejahtera Bersama.

Keberadaan kelompok ini dinilai memiliki kesiapan yang baik untuk merawat sapi yang kini disiapkan kandangnya di sebuah wilayah yang merupakan bagian dari sebuah hamparan kebun sawit di daerah Rantau Bais.

Menurut Renita bantuan itu disikapi dengan semangat yang tinggi dari kelompok itu membangun kandang dan berkomitmen untuk merawat sapi. Dalam perkembangannya bertambah dua anak sapi namun seekor mati saat dilahirkan.

Salah seorang warga A Purba yang mewakili Kelompok Ternak Sejahtera Bersama mengatakan, bantuan itu disambut baik oleh warga karena berpotensi untuk dapat dikembang biakan. Kenyataan itu tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang cukup ideal bagi sapi, di sisi lain ada pasokan makanan.

“Kami rasa cocok, serasi untuk beternak sapi ini,” katanya. Dengan anggota sebanyak 24 orang dirinya optimis ke depan peternakan itu akan berkembang biak, apalagi didukung oleh kekompakan sesama pengurus untuk merawat sapi. Sistem pengawasan dan pemberian pakan dilakukan bergantian secara bersama-sama.

“Untuk pakan siang diangon, gembala. Sorenya kami yang cari (potong, red) rumput,” kata Purba.

Sistem itu diterapkan secara berkala dan rutin. Ditambahkannya, ke depan diharapkan ada bantuan yang berkaitan dengan kegiatan peternakan yang tengah mereka geluti itu. Di antaranya bantuan mesin air, dan peralatan terkait lainnya.

 

Lakukan Intervensi dan Kolaborasi

Beberapa bantuan yang telah diberikan itu merupakan bagian dari realitas umum betapa banyaknya program yang dijalankan dalam rangka CSR perusahaan PHE Siak khususnya di wilayah operasional.

Sekalipun wilayah operasional menjadi prirotas namun tidak tertutup kemungkinan pula untuk juga memberikan kontribusi bagi masyarakat di luar dari wilayah operasional dimaksud.

Terkait dengan bantuan yang diberikan tidak hanya sekali drop saja tapi berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sejauh mana komitmen pengaplikasikan bantuan yang diberikan.

Seturut dengan itu dilakukan pula pengawasan, pendampingan sebagai prasayarat untuk memastikan setiap bantuan itu berjalan sesuai dengan peruntukannya.

Comrel & CID Pertamina zona I PHE Siak, Renita Yulia Kuswindriati,  menjabarkan demi maksimalnya pencapaian sasaran dari program CSR tak jarang memang pihaknya menerapkan sikap kolaboratif.

Itu yang dilakukan pada saat menekan kasus tengkes (stunting, red) yang terjadi di Rantau Bais beberapa waktu lalu.

Sebagai gambaran, pada 2020 angka stunting di Rantau Bais menjadi yang tertinggi di Rohil. Tercatat dari 506 kasus se-Rohil pada saat itu, terdapat tiga kepenghuluan yang dominan kasus stunting di antaranya Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih. Di Kepenghuluan Bagan Sinembah Kota Kecamatan Bagan Sinembah dan Kepenghuluan Sukajadi Kecamatan Pujud.

Namun dengan berbagai upaya yang telah dilakukan baik dari pemerintah, dukungan lembaga-lembaga terkait dan termasuk PHE tidak disangsikan menjadi bagian terhadap kontribusi penurunan kasus stunting di Rohil.

Dimana dari 506 kasus pada 2020, terus mengalami penurunan secara signifikan. Sehingga jika pada 2021 Rohil angka prevalensi stunting 29,7 persen, pada 2022 menjadi 14,7 persen.

Renita mengisahkan begitu mengetahui angka kasus stunting di Rantau Bais sebagai yang tertinggi di Rohil tim memutuskan turun ke desa.

“Kami bergerak ke desa, guna mengetahui apa permasalahannya mengapa Rantau Bais menjadi lokus tertingi stunting di Rohil,” katanya.

Ternyata selain dari kasus riil, ternyata ada beberapa faktor yang turut menjadi penyumbang tingginya stunting di kepenghuluan yang banyak terdapat rumah tradisional bertingkat tersebut.

Seperti ada kesalahan penimbangan berat badan di mana untuk mengukur berat bayi mengunakan timbangan sawit, dengan posisi bayi dimasukkan ke dalam sarung.

Begitu pula saat mengukur tinggi badan bayi, mengunakan peralatan meteran baju.

“Otomatis hal itu membuat banyak bayi yang akhirnya dikategorikan stunting,” ujar Renita.

“Nah dari situ,” imbuh Renita.

“Kami bikin intervensi, pertama menyiapkan fasilitas untu posyandu yang tepat, peningkatan sdm dan kader posyandu, ini bersifat kolaboratif bersama pihak desa dan Alhamdulillah sekarang Rantau Bais sudah nol stunting,” katanya.

 

Diapresiasi Masyarakat

CSR PHE Siak tersebut dapat dipastikan telah memberikan dampak yang luas bagi masyarakat maupun terhadap pembangunan di daerah. Bantuan yang besar itu tidak hanya terlihat dari segi banyaknya dana yang telah dikeluarkan tapi juga dari sejauh mana pengaruhnya terhadap berbagai aspek sosial, pendidikan, ekonomi dan lain-lain yang ada di tengah masyarakat, khususnya dalam hal ini bagi masyarakat di Kepenghuluan Rantau Bais yang terkenal memiliki sebuah pulau eksotik yang bernama Pulau Tilan tersebut.

Sumbangsih Pertamina–PHE Siak diapresiasi masyarakat dan pemerintahan Desa Rantau Bais. Hal itu dikatakan Kaur Desa Rantau Bais Rahman. Dirinya mengucapkan terima kasih atas kepedulian yang telah dilakukan PHE Siak untuk masyarakat di Rantau Bais.

“Lewat program CSR mereka banyak sekali sektor yang dibantu, mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, UMKM, Ketahan pangan, infrastruktur dan pariwisata. Jadi sejauh iko (ini, red), pemerintah desa menyambut bak dan siap bersinergis," katanya.

Kepedulian yang ditunjukkan itu yang disertai dengan bimbingan, serta bantuan yang berkelanjutan menurut Rahman tidak selalu terjadi. Bahkan tidak jarang ada perusahaan yang enggan memberikan dukungan terhadap pemberdayaan masyarakat. Sesuatu yang tidak terjadi pada PHE Siak.

Rahman mengatakan dengan terus bergulirnya perhatian dari PHE membuat pihaknya bersyukur dan sebagai wujud dari rasa terima kasih itu maka setiap program yang digulirkan akan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Alhamdulillah dan komunikasi yang terjalin pun sangat baik, bahkan apapun kegiatan keagamaan, hari besar nasional bila mengajukan permohonan tak ada yang tak direspons. Tentunya respons itu sebagai bentuk dukungan kepado (kepada, red) kami di Rantau Bais ini,” pungkasnya.***

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook