KAMPAR

Banjir Bandang Rusak Puluhan Rumah di Ludai

Kampar | Jumat, 03 September 2021 - 09:07 WIB

Banjir Bandang Rusak Puluhan Rumah di Ludai
Kepala BPBD Kampar Dedy Sambudi melihat kondisi rumah warga yang rusak diterjang banjir bandang di Desa Ludai, Kecamatan Kamparkiri Hulu, Rabu (1/9/2021). (BPBD KAMPAR/ RIAUPOS.CO)

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Kabupaten Kampar meningkatkan kewaspadaan menjelang musim hujan jelang penghujung tahun ini. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kampar H Dedy Sambudi S Kep M Km mengatakan, kendati intensitas hujan belum tinggi dan belum merata, namun sejumlah wilayah sudah terdampak. Seperti di Desa Ludai, Kecamatan Kamparkiri yang dihantam banjir bandang pada Rabu (1/9).

Dedy melaporkan, banjir bandang di Desa Ludai cukup parah. Sebanyak 21 unit rumah rusak atas hempasan luapan air Sungai Subayang. Sebanyak yang 135 kepala keluarga dan sekitar 450 jiwa terdampak akibat banjir hebat ini. Oleh karena ini dirinya mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang mendiami wilayah tepian sungai, untuk benar-benar meningkatkan kewaspadaan.


"Kampar segera memasuki periode musim hujan mulai September ini. Sebagai wilayah yang rawan banjir di sejumlah wilayah, kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Persiapkan diri untuk mengantisaspi hal-hal yang tidak diinginkan dalam beberapa bulan ke depan. Kami berharap, tahun ini kami tidak mengalami banjir, namun semua harus tetap waspada," ungkap Dedy Sambudi, Kamis (2/9).

 Dedy baru saja pulang dari meninjau banjir bandang di Desa Ludai, Kecamatan Kamparkiri Hulu. Sesuai perintah Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, sebut Dedy, pihaknya ingin memastikan kondisi terkini masyarakat terdampak banjir di sana. Kendati banjir cepat surut, namun sejumlah kerusakan terjadi selama banjir bandang singkat tersebut.

Selain banyak rumah rusak, sebuah masjid dan juga sekolah ikut mengalami kerusakan ringan. Dedy bersyukur, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjar banding pertama pada semester kedua di wilayah Kampar tahun ini. 

Dirinya meminta masyarakat yang berada di wilayah sulit dijangkau untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintahan setempat.  

"Akses ke sana (Ludai, red) cukup sulit, harus menggunakan perahu untuk transportasi. Maka untuk wilayah rawan dengan akses sulit tersebut, sesuai perintah Pak Bupati, kami harus memberikan atensi lebih. Terutama terhadap kondisi masyarakat pasca banjir," sebut Dedy.(kom)


Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Bangkinang









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook