Drop, Kualitas Udara Bangkok Berkabut

Internasional | Kamis, 31 Januari 2019 - 13:53 WIB

Drop, Kualitas Udara Bangkok Berkabut
KABUT ASAP: Matahari terbenam terlihat pada hari buruknya kualitas udara di Bangkok, Thailand, Selasa (29/1/2019). (REUTERS/JORGE SILVA)

BANGKOK (RIAUPOS.CO) - Kota Bangkok kembali berselimut kabut asap. Rabu (30/1) ribuan siswa dari 437 sekolah negeri di ibu kota Thailand itu pulang cepat. Sekolah memulangkan mereka pada jam istirahat siang. Sebab, kualitas udara memburuk dengan sangat cepat.

Indeks kualitas udara alias air quality index (AQI) menunjukkan angka 175. ’’Kondisi ini bakal makin buruk hingga tanggal 3 atau 4 Februari nanti,’’ kata Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang sebagaimana dilansir The Guardian. Karena itu, dia menginstruksi sekolah-sekolah memulangkan siswa kemarin siang. Selanjutnya, seluruh sekolah negeri akan libur dua hari. Yakni, hari ini (31/1) dan lusa (1/2).

Baca Juga :3.675 Titik Panas Kepung Pulau Sumatera, 87 Ada di Provinsi Riau

Badan Pengawas Polusi Bangkok menyatakan bahwa kondisi itu tidak hanya terjadi di pusat kota. Tetapi, hal yang sama juga berlangsung di 41 area lain di Bangkok. Karena itu, selain meliburkan sekolah-sekolah negeri, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-ocha mengimbau sekolah swasta dan kejuruan ikut libur.     

Kualitas udara Bangkok terkini itu membuat kota yang dialiri Sungai Chao Praya menyandang predikat sebagai kota kelima di dunia dengan udara terkotor. Peringkat pertama ditempati Kota New Delhi di India. Di kota tersebut, angka AQI mencapai 257.

Belakangan, masker menjadi aksesori wajib warga Bangkok. Mereka tidak mau menghirup partikel PM 2,5 yang berbahaya bagi sistem pernapasan. Pedagang masker Khemmaporn Kaewpong sampai kewalahan melayani pembeli. ’’Masker itu wajib. Meski tidak terasa sakit sekarang, di masa depan pasti ada dampaknya,’’ ujar Chaiwawut Benpalee kepada Channel News Asia. Siswa 12 tahun itu kemarin pulang lebih cepat karena sekolahnya tutup.

Sama dengan kota besar yang dikepung kawasan industri, Bangkok pun sering dilanda kabut asap. Kombinasi asap kendaraan, debu konstruksi, pembakaran limbah, dan residu pabrik membuat kualitas udara Metropolitan Thailand itu memburuk.

’’Kondisi udara yang seperti ini terjadi di Bangkok sepuluh tahun terakhir,’’ ungkap Siwatt Pongpiachan, dosen National Institute of Development Administration (NIDA). Menurut dia, polutan PM 2,5 adalah pembunuh senyap. Meski tidak kasatmata, polutan tersebut bisa mengakibatkan kematian.(bil/c4/hep/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook