LOUISVILLE (RIAUPOS.CO) - Aksi unjuk rasa di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Kamis (28/5/2020) menimbulkan korban. Tujuh orang dilaporkan tertembak dalam aksi tersebut di tangan polisi di Minneapolis.
Departemen Kepolisian Metro Louisville, mengatakan satu dari tujuh orang yang tertembak dalam kondisi kritis. Di sisi lain, polisi mengklaim jajarannya tidak melepaskan tembakan saat mengawal jalannya aksi protes tersebut. Kepolisian Louisville menyatakan masih terlalu dini untuk menentukan pelaku penembakan tersebut.
Dilansir New York Times, video yang tersebar di media sosial memperlihatkan penembakan terjadi ketika para demonstran mengepung sebuah kendaraan polisi.
Para pedemo itu menyerbu polisi demi menuntut keadilan bagi Breonna Taylor, perempuan kulit hitam AS, yang meninggal akibat tembakan aparat saat merazia tempat tinggalnya pada Maret lalu.
Taylor merupakan seorang teknisi tim medis darurat. Perempuan 26 tahun itu ditembak ketika polisi melakukan razia narkotika di lingkungan apartemennya.
Polisi mengaku sebelum masuk apartemen Taylor, para petugas mengetuk pintu apartemen sambil mengumumkan maksud kedatangan mereka. Para petugas lalu memaksa masuk dan tembakan terjadi.
Sementara itu, menurut kesaksian kekasih Taylor, Kenneth Walker, ia dan sang pacar tak mendengar polisi menjelaskan maksud kedatangan mereka. Walker menuturkan dirinya dan sang kekasih ketakutan lantaran polisi langsung merobohkan pintu rumah mereka.
Dalam panggilan darurat 911 tepat setelah penembakan terjadi, Walker mengatakan kepada petugas bahwa "seseorang mendobrak pintu rumah dan menembak pacar saya".
Dalam dokumen gugatan yang diajukan ibunda Taylor, Tamika Palmer, kuasa hukum mengatakan polisi telah menahan tersangka utama sebelum merazia rumah Taylor.
Sementara itu, juru bicara Kepolisian Metro Louisville, Jessie Halladay, mengatakan, demonstran yang mengepung kendaraan aparat itu berjumlah hingga ratusan orang. Halladay meminta masyarakat untuk membantu mendorong situasi damai demi menenangkan protes tersebut.
Kematian warga kulit hitam AS di tangan aparat kepolisian AS memang tengah menjadi perhatian publik Negeri Paman Sam belakangan ini. Selain Taylor, dua kasus serupa juga terjadi baru-baru ini secara terpisah hingga memicu demonstrasi.
Demo Kematian Floyd
Unjuk rasa berujung rusuh juga terjadi di Minneapolis pada Kamis (28/5). Demo itu dipicu oleh kematian pria kulit hitam bernama George Floyd yang tewas setelah lehernya diinjak dengan lutut oleh anggota polisi. Insiden itu terekam dan videonya menyebar di media sosial.
Dikutip dari AFP, Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Dalam video itu, polisi menjatuhkan tubuh George ke tanah sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher. "Lututmu di leherku. Saya tidak bisa bernapas. Mama. Mama," kata Floyd meminta ampun.
Tak lama kemudian dia diam dan tubuhnya tidak bergerak. Dia tidak bereaksi ketika petugas memintanya berdiri dan masuk ke dalam mobil.
George dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Dia dinyatakan meninggal. Insiden tersebut langsung memicu kemarahan di seluruh negeri. Tuntutan keadilan pun diserukan.
Sumber: AFP/NYT/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun