WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) - NASA akan melakukan uji coba bersejarah. Pesawat luar angkasa mereka akan menabrakkan diri ke asteroid. Tepatnya selepas tengah malam, Senin (26/9) hari ini.
Tabrakan itu memang disengaja sebagai bagian dari misi Double Asteroid Redirection Tes (DART) alias Uji Pengalihan Asteroid Ganda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah dampak kinetik tabrakan semacam itu bisa membantu membelokkan asteroid yang mengancam Bumi.
Asteroid yang bakal ditabrak itu bernama Dimorphos. Lebarnya 163 meter. Tabrakan antara Dimorphos dan pesawat NASA senilai 330 juta dolar AS (Rp4,9 triliun) itu bakal terjadi sekitar 11 juta kilometer di atas Samudera Hindia. Dengan kecepatan hampir 7 kilometer per detik, pesawat luar angkasa seberat setengah ton itu dipastikan bakal hancur.
Dimorphos sejatinya tidak membawa ancaman apapun bagi Bumi. Ini hanya eksperimen dan misi pertama untuk melihat kemungkinan pembelokan asteroid jika nantinya ia berada di jalur untuk bertabrakan dengan Bumi. Para peneliti beranggapan bahwa jika tabrakan berada di posisi yang tepat maka bisa mencegah bencana besar dan menyelamatkan manusia dari kepunahan.
"Ini adalah permainan biliar kosmik yang sangat rumit. Yang ingin kami lakukan adalah menggunakan energi sebanyak mungkin dari Dart untuk menggerakkan asteroid," ujar Astronom dan anggota tim investigasi Nasa Dart di Queen’s University Belfast Prof Alan Fitzsimmons seperti dikutip The Guardian.
Sekitar 10 hari sebelum tabarakan terjadi, alat bernama LuciaCube melepaskan diri dari DART. Alat itu akan mengirimkan gambar ke Bumi tentang detik-detik tabrakan dan setelahnya. Dengan kian banyaknya teleskop yang mengamati pergerakan di langit, para ilmuwan berharap bisa melihat jika ada asteroid yang berpotensi mengancam kehidupan di Bumi.
Astronom dan anggota tim sains misi Dart di Universitas Edinburgh Prof Colin Snodgrass menegaskan bahwa misi ini sama sekali tidak berbahaya. Asteroid itu tidak akan berubah lajur menuju Bumi. "Kami hanya mengubah orbitnya di sekitar asteroid yang lebih besar, kami tidak mengubah orbitnya mengelilingi matahari. Ia tidak akan datang ke Bumi," ujarnya.(sha/bay/jpg)