KRISIS UKRAINA

Ini Syarat dari Rusia untuk Dialog dengan Ukraina, Aneh...

Internasional | Sabtu, 26 Februari 2022 - 07:08 WIB

Ini Syarat dari Rusia untuk Dialog dengan Ukraina, Aneh...
Warga Ukraina di Kiev memilih masuk ke terowongan kereta api untuk menghindari bombardir yang dilakukan Rusia. (REUTERS/DAILY MAIL)

MOSKOW (RIAUPOS.CO) - Rusia menyatakan masih membuka pintu dialog dengan Ukraina terlepas dari invasi ke negara pecahan Uni Soviet itu sejak Kamis (24/2/2022).

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, syarat utama pintu dialog terbuka adalah jika tentara Ukraina bersedia menyerah. Syarat ini dianggap aneh oleh banyak kalangan. Sebab, dengan syarat itu, berarti Ukraina dianggap menyerah.


"Kami siap untuk negosiasi setiap saat, segera setelah pasukan Ukraina menanggapi seruan kami dan meletakkan senjata mereka," kata Lavrov dalam jumpa pers di Moskow pada Jumat (25/2).

Dalam jumpa pers yang sama, Lavrov menegaskan bahwa niat Rusia menginvasi Ukraina adalah untuk membebaskan warga negara tetangganya itu dari "penindasan".

Pernyataan Lavrov itu muncul ketika agresi Rusia di Ukraina kian meluas. Pasukan Rusia dilaporkan terus bergerak masuk hingga semakin mendekati Ibu Kota Kiev.

Militer Ukraina menuturkan, manuver pasukan Rusia semakin mendekati Ibu Kota Kiev, terutama dari arah utara dan timur laut pada Jumat (25/2).

Pergerakan militer Rusia yang kian mendekati Kiev ini dikhawatirkan memperbesar ancaman ibu kota jatuh ke tangan pasukan Presiden Vladimir Putin di hari kedua invasi.

Militer Ukraina juga memaparkan, pasukan Rusia terus berupaya memasuki Kiev dari Kota Konotop di timur ibu kota. Kota Konotop kini telah diduduki pasukan Rusia.

Sebelumnya, pasukan Rusia sudah mulai bergerak menuju Kiev, sejak Jumat pagi. Warga sekitar diminta melaporkan pergerakan Rusia dan melawan menggunakan molotov.

Rentetan tembakan juga dilaporkan telah terdengar dekat distrik pemerintah di  Kiev.

"Kami mendesak warga untuk menginformasikan pergerakan pasukan, membuat bom molotov, dan melawan musuh," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina melalui Facebook.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook