JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Presiden Rusia Vladimir Putin membuat ancaman bakal menciptakan perang nuklir. Menanggapi ancaman itu, sejumlah negara khawatir karena perang nuklir sangat berbahaya dan meningkatkan risiko bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ultimatum Putin ke Barat secara drastis meningkatkan risiko konflik nuklir. Para pemimpin dunia mencela dan menilai ancaman Putin sebagai hal sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Putin yang menyiapkan pasukan tambahan untuk perang di Ukraina, memperingatkan bahwa jika integritas teritorial Rusia terancam, Kremlin menggunakan semua cara. Salah satunya perang nuklir.
"Pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," kata Putin.
Hal itu secara luas ditafsirkan sebagai ancaman bahwa Putin siap menggunakan senjata nuklir untuk meningkatkan perang menyusul serangkaian keberhasilan Ukraina merebut kembali wilayahnya.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memberi sinyal bahwa Kremlin sudah siap untuk perang nuklir. Ia mengatakan bahwa setiap senjata di gudang senjata Rusia dapat digunakan untuk mempertahankan wilayahnya, termasuk senjata nuklir strategis.
Itu terjadi ketika para pemimpin regional pro-Moskow di wilayah selatan dan timur Ukraina mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia. Pemungutan suara diperkirakan akan berlangsung di wilayah yang dikuasai Rusia seperti Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Hasil referendum secara luas diyakini telah ditentukan sebelumnya oleh Kremlin. Analis politik mengatakan Kremlin kemudian dapat melihat aksi militer Ukraina merebut kembali 4 wilayah itu.
"Warga Rusia yakin bahwa integritas teritorial tanah air kami, kemerdekaan dan kebebasan kami akan terjamin. Saya tekankan ini lagi, dengan segala cara yang kami miliki," kata Putin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi