Awasi Imigran, Otoritas Inggris Gunakan Face Recognition di Smartwatch

Internasional | Rabu, 24 Agustus 2022 - 01:00 WIB

Awasi Imigran, Otoritas Inggris Gunakan Face Recognition di Smartwatch
Face Recognition saat ini banyak digunakan untuk fungsi surveillance. (LS VISION)

LONDON (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Inggris dikabarkan bakal segera menggunakan pengenalan wajah atau face recognition di perangkat smartwatch untuk memantau para imigran. Diketahui, masyarakat pendatang dari berbagai negara termasuk yang secara ilegal telah membuat Inggris cukup kerepotan belakangan ini.

Nantinya para imigran yang melanggar hukum akan diminta memindai wajah mereka hingga lima kali per hari. Langkah-langkah tersebut kabarnya mungkin akan mulai berlaku segera setelah musim gugur ini.


Mereka yang tunduk pada kondisi tersebut harus mengambil foto diri mereka sepanjang hari dan lokasi mereka dilacak sepanjang waktu menurut dokumen yang diperoleh The Guardian. Foto-foto tersebut akan dibandingkan dengan foto-foto yang ada di file Home Office atau basis data pusat oleh otoritas terkait di Inggris.

Jika sistem pemerintah tidak dapat memverifikasi identitas orang tersebut, pemeriksaan manual akan dilakukan. Foto-foto bersama dengan nama migran, kebangsaan, dan tanggal lahir akan disimpan hingga enam tahun, di bawah rencana Home Office dan Kementerian Kehakiman Inggris.

Aturan hanya akan berlaku untuk warga negara asing yang telah dihukum karena kejahatan yang mereka lakukan. Pemerintah Inggris dilaporkan tidak akan memantau orang lain, seperti pencari suaka atau masyarakat sipil dengan cara ini.

Untuk rencananya ini, pada bulan Mei lalu, pemerintah Inggris dilaporkan telah memberi kontrak sebesar GBP 6 juta atau setara dengan Rp 108 miliar lebih ke sebuah perusahaan bernama Buddi Limited. Perusahaan tersebut bertanggung jawab untuk membuat sistem dan perangkat pelacakan tadi.

“Solusi perangkat akan memberikan cara yang lebih proporsional untuk memantau kelompok tertentu selama periode waktu yang lama dari pada tag yang dipasang. Perangkat ini akan menggunakan verifikasi biometrik berkala sebagai alternatif untuk dipasang pada individu,” demikian bunyi kontrak tersebut.

Namun demikian, Home Office belum secara eksplisit mengatakan akan menggunakan jam tangan pintar dengan fungsi pengenalan wajah untuk melacak imigran yang dihukum. Seorang juru bicara mengatakan kepada The Guardian bahwa Home Office akan segera menerapkan “perangkat yang dapat diakses secara biometrik portabel” yang akan bekerja bersama tag pergelangan kaki mereka.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook