JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang tidak disadari oleh sebagian besar penderitanya. Penyakit ini dikenal sebagai “the silent killer”. Hipertensi juga dikenal sebagai faktor utama untuk penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke di Indonesia.
Pada 2018, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menungkap kenaikan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 8,3 persen dibandingkan dengan tahun 2013. Dari data ini, diperkirakan hanya 1/3 kasus yang terdiagnosis di Indonesia.
Memantau tekanan darah secara rutin merupakan salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan, dr. Vito Damay, Sp.JP(K), M.Kes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah mengatakan bahwa nemantau tekanan darah secara rutin merupakan langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
“Penting dilakukan pada yang muda juga apalagi pada orang yang sudah memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebagai evaluasi dan monitor pola hidup sehat yang dilakukan atau evaluasi pengobatan.” ungkapnya melalui jumpa pers daring.
Menangkap hal tersebut, Huawei menawarkan solusi inovatif dengan meluncurkan Huawei Watch D di Indonesia. Smartwatch baru ini hadir dengan alat pengukuran tekanan darah akurat, pengukuran EKG (kesehatan ritme jantung) dan memonitor Sp02 serta detak jantung setiap saat dan diklaim bisa membantu pengguna terhindar dari penyakit stroke.
Patrick Ru, Country Head Huawei Device Indonesia mengatakan, menghadirkan inovasi produk yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia merupakan salah satu dari fokus utama Huawei Device Indonesia. Termasuk yang dihadirkan adalah perangkat pemantauan kesehatan secara rutin untuk mencegah bahaya berkelanjutan dari hipertensi.
Kehadiran inovasi pengukuran tekanan darah yang akurat melalui produk wearables yang cerdas seperti Watch D dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam kehidupan pengguna. Tidak hanya itu, fitur kesehatan lain yang tersedia dalam jam pintar ini juga mendukung pengguna untuk bisa menerapkan gaya hidup sehat untuk kehidupan yang lebih berkualitas,” terangnya dalam kesempatan yang sama.
Dengan pengalaman mengembangkan teknologi selama enam tahun, lebih dari 20 paten terkait algoritme, dan lebih dari 15.000 set verifikasi data tubuh, Huawei menyebut akhirnya mereka bisa memecahkan masalah pengukuran tekanan darah, menggunakan airbag dan micropump yang ramping dengan metode oscillography.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman