RASIALISME

Tiga Orang Tewas Tertembak dalam Peringatan Penghapusan Perbudakan di Amerika

Internasional | Rabu, 24 Juni 2020 - 22:59 WIB

Tiga Orang Tewas Tertembak dalam Peringatan Penghapusan Perbudakan di Amerika
Ini penampakan foto tiga korban tewas akibat penembakan saat Peringatan Hari Pembebasan Perbudakan atau Juneteenth di Kota Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, Senin (22/6/2020). (AFP/CNN)

NORTH CAROLINA (RIAUPOS.CO) - Peringatan Hari Pembebasan Perbudakan atau Juneteenth di Kota Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, Senin (22/6/2020) diwarnai dengan insiden penembakan. 

Tiga orang dilaporkan tewas serta tujuh lainnya terluka dalam penembakan yang terjadi di sebuah pesta kompleks tersebut. Mereka adalah Jamaa Keon Cassell (39),  Christopher "CJ" Antonio Gleaton (28), dan  Dairyon Dejean Stevenson(31).


Menurut laporan sejumlah media lokal AS, insiden terjadi sekitar Senin dini hari waktu setempat.

Kepolisian Charlotte awalnya menerima laporan bahwa ada seorang pejalan kaki yang ditabrak mobil di kompleks Beatties Ford Road di kota itu.

Ketika tiba di lokasi kejadian, aparat kepolisian mendengar serangkaian suara letusan senjata api dan melihat ratusan orang berlarian.

Stasiun televisi lokal, WBTV, melaporkan bahwa polisi menemukan bukti awal bahwa penembakan itu melibatkan beberapa pelaku.

WBTV melaporkan ada dua orang yang tewas akibat penembakan tersebut. Namun, kepolisian Charlotte baru mengonfirmasi bahwa satu orang tewas di tempat kejadian.

"Satu orang dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Beberapa korban lainnya diangkut oleh petugas medis dengan luka tembak," ujar Departemen Kepolisian Charlotte-Mecklenburg melalui kicauan di Twitter seperti dilansir AFP.

Selain penembakan, WBTV melaporkan lima orang lainnya terluka akibat ditabrak sebuah mobil di lokasi yang sama.

Penembakan ini berlangsung ketika protes anti-rasisme besar-besaran masih berlangsung di Negeri Paman Sam. Gelombang demonstrasi yang telah berlangsung sejak akhir Mei ini pun tak lepas dari bentrokan antara pedemo dan aparat kepolisian.

Kepolisian AS juga dilaporkan menangkap para pedemo yang dinilai sebagai provokator aksi kekerasan selama unjuk rasa berlangsung.

Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook