KABUL (RIAUPOS.CO) - Taliban memburu seorang jurnalis yang bekerja untuk media Jerman di Afghanistan, Deutsche Welle (DW). Dalam salah satu operasi pencarian, Taliban dilaporkan membunuh salah satu kerabat jurnalis itu.
Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg, mengutuk pembunuhan tersebut. Menurutnya, insiden itu menunjukkan tanda bahaya bagi pekerja media beserta keluarganya di Afghanistan.
"Pembunuhan kerabat dekat salah satu editor kami oleh Taliban kemarin sungguh tragis, dan membuktikan bahaya akut yang mana semua karyawan kami dan keluarga mereka di Afghanistan" ujar Limbourg dikutip AFP, Jumat (20/8/2021) WIB.
Menurut Limbourg, seorang kerabat lain dari jurnalis itu juga terluka parah. Namun, orang itu berhasil melarikan diri.
DW menyatakan bahwa jurnalis itu sekarang bekerja di Jerman. Namun, Taliban tetap mencari jurnalis itu dari rumah ke rumah.
"Jelas bahwa Taliban sudah melakukan pencarian terorganisir untuk wartawan, baik di Kabul maupun di provinsi-provinsi. Kami kehabisan waktu!" kata Limbourg.
Salah satu penyiar lainnya mengatakan bahwa Taliban telah menggerebek rumah dan setidaknya tiga wartawan DW lain.
DW dan organisasi media Jerman lainnya telah meminta pemerintah negara itu untuk mengambil tindakan cepat guna membantu staf mereka yang ada di Afghanistan.
Sebelumnya, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di AS mendesak Taliban harus berhenti menyerang wartawan yang meliput pengambilalihan kekuasaan di negara itu.
"Taliban perlu menepati janji publiknya untuk mengizinkan media yang bebas dan independen pada saat rakyat Afghanistan sangat membutuhkan berita dan informasi yang akurat," kata koordinator program CPJ Asia, Steven Butler.
Taliban, lanjutnya, juga harus berhenti menggeledah rumah wartawan, dan berkomitmen untuk mengakhiri penggunaan kekerasan terhadap mereka.
"Serta membiarkan mereka beroperasi secara bebas dan tanpa campur tangan," katanya.
CPJ juga mengaku tengah menyelidiki laporan bahwa Taliban memukuli setidaknya dua wartawan di Kota Jalalabad saat meliput protes menentang kelompok itu.
Taliban memang dilaporkan terus memburu jurnalis di Afghanistan. Media-media AS juga mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden membantu melindungi wartawan Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari cengkeraman Taliban.
Setelah berhasil menguasai Afghanistan, Taliban menjanjikan kebebasan media dan pengampunan bagi semua lawan mereka. Namun, banyak pihak yang skeptis akan pernyataan itu, dari mulai penduduk lokal hingga komunitas internasional.
Sebuah dokumen rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Taliban juga mengintensifkan pencariannya untuk orang-orang yang bekerja dengan pasukan AS dan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Sumber: Reuters/AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun