JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Mengomentari konflik yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina, kelompok Taliban turut buka suara. Melalui sebuah pernyataan, Jubir Kementerian Luar Negeri Taliban menyerukan Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan krisis dengan jalan damai, tanpa kekerasan.
Seruan untuk menyelesaikan konflik dengan jalan damai melalui diskusi dan tanpa kekerasan berbanding terbalik dengan sikap mereka atas pemerintah dan warga Afghanistan. Taliban diketahui dalam kurun waktu lama berupaya merebut Afghanistan dari pemerintahan yang sah secara paksa justru dengan cara-cara kekerasan. Taliban diketahui berhasil merebut Afghanistan pada Agustus tahun lalu, mengakhiri 20 tahun pemerintahan yang terpilih secara demokratis dalam proses tersebut.
"Imarah Islam Afghanistan memantau dengan cermat situasi di Ukraina dan menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan nyata korban sipil," kata seorang juru bicara Taliban dalam sebuah pernyataan dikutip dari ArabNews.
Taliban meminta baik pihak Rusia dan Ukraina untuk saling menahan diri. "Imarah Islam menyerukan pengekangan oleh kedua belah pihak. Semua pihak harus berhenti mengambil posisi yang dapat mengintensifkan kekerasan," tambah pernyataan tersebut.
Terkait sikap geopolitiknya, Taliban menyebut bahwa mereka berada di pihak yang netral. "Imarah Islam Afghanistan, sejalan dengan kebijakan luar negerinya yang netral, menyerukan kedua belah pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan krisis melalui dialog dan cara-cara damai," imbuh pernyataan tersebut.
Taliban juga mendesak semua aktor untuk melindungi kehidupan mahasiswa dan migran Afghanistan yang saat ini berada di Ukraina.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi