LONDON (RIAUPOS.CO) - Pandemi corona (Covid-19) membuat ekonomi salah satu negara terdepan di Eropa, Inggris, bermasalah. Masalah pengangguran mencuat dengan kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Dalam catatan Pemerintah Inggris, tingkat pengangguran di sana menanjak di tengah pandemi virus corona. Sepanjang kuartal I 2020, jumlah pengangguran di Inggris mencapai 1,3 juta orang atau naik 50 ribu orang dari periode yang sama tahun lalu.
Dilansir AFP, Kantor Statistik Nasional (ONS) mencatat tingkat pengangguran di Inggris dari segi persentase juga turut terkerek menjadi 3,9 persen di kuartal pertama 2020. Pada kuartal yang sama tahun lalu, persentasenya berada di angka 3,8 persen.
Selain itu, permintaan tunjangan pengangguran di Inggris juga meningkat menjadi 2,1 juta pada April 2020. Permintaan tunjangan pengangguran itu bertambah 856.500 atau naik 69 persen dari Maret lalu.
Jumlah pengangguran di Inggris memang terus naik seiring kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran wabah Covid-19.
Pemerintah Inggris pertama kali memberlakukan lockdown untuk memerangi virus corona pada 23 Maret lalu. Kebijakan itu diikuti dengan memberikan subsidi upah pada para pekerja.
Pemerintah membayarkan 80 persen gaji pekerja untuk tiga bulan mulai Maret. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak virus corona bagi dunia bisnis dan menghindarkan karyawan dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Angka-angka menunjukkan Covid-19 memiliki dampak besar pada pasar tenaga kerja," ujar Jonathan Athow, Deputi Statistik Nasional.
Athow mengungkapkan, pada Maret lalu, lapangan kerja masih baik karena pekerja yang dirumahkan masih dihitung sebagai pekerja. Tetapi jam kerja menurun tajam pada akhir Maret, terutama di bidang jasa dan konstruksi.
ONS juga menginformasikan bahwa jumlah karyawan yang mendapatkan gaji pada April menurun. Persentase penurunannya berada di angka 1,6 persen dibandingkan bulan Maret.
"Ada tanda-tanda jumlah pekerja menurun karena data pajak menunjukkan angka karyawan dalam daftar penerima gaji turun. Lowongan kerja juga menyusut, termasuk sektor jasa," kata Athow.
Sumber: AFP/CNN/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun