WASHINGTON (RIAUPOS.CO) - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden akan meneken beberapa perintah eksekutif di 10 hari pertama pemerintahannya.
Tim transisi telah mempelajari beberapa keputusan yang akan dieksekusi Biden setelah pelantikan pada Rabu (20/1/2021). Beberapa perintah eksekutif akan membalikkan kebijakan kontroversial Donald Trump.
Pada hari pertama menjabat, Biden akan mengeluarkan beberapa perintah eksekutif, sebagian besar bersifat substantif dan lainnya simbolis. Berdasarkan memo yang beredar, Sabtu (16/1/2021), oleh calon kepala staf Gedung Putih, Ron Klain, sebagaimana dikutip dari The New York Times, Senin (18/1/2021), di antara perintah itu adalah mencabut larangan masuk dari beberapa negara mayoritas berpenduduk muslim.
Saat kampanye pilpres AS tahun lalu, Biden berjanji kepada pemilih muslim, jika dia memenangkan pilpres akan mencabut aturan ini di hari pertama.
Selain itu, Biden juga akan meneken perintah eksekutif untuk bergabung kembali ke kesepakatan perubahan iklim Paris, terkait kebijakan di perbatasan Meksiko yang menyebabkan para orangtua imigran terpisah dengan anaknya, serta memperpanjang pembatasan terkait pandemi Covid-19.
Sebelumnya Biden mengumumkan akan mendorong Kongres untuk menyetujui paket stimulus ekonomi dan bantuan terkait pandemi sebesar 1,9 triliun dolar AS. Pria 78 tahun itu juga berjanji melakukan vaksinasi Covid-19 bagi 100 juta penduduk selama 100 hari pertama.
Dia juga berencana mengirim usulan undang-undang imigrasi pada hari pertama menjabat yang membuka kesempatan bagi 11 juta pendatang ilegal di AS mendapatkan kewarganegaraan. Bagi Biden, debut energik menjadi sangat penting untuk mengubah kondisi AS setelah mengalami keterpurukan selama pemerintahan Trump.
Selama 75 hari sejak resmi terpilih, Biden berkali-kali menyampaikan pandangannya untuk memperbaiki situasi, yakni fokus memperbaiki masalah-masalah besar. Pandemi Covid-19 di mana AS menjadi negara terparah di dunia dalam kasus infeksi dan kematian, menjadi sorotannya.
Sumber: The New York Times/News/CNN
Editor: Hary B Koriun